Dan sejak kompetisi berupah format menjadi Liga Champions, barulah El Real mulai kembali memperlihatkan jati dirinya yang sebenarnya. Dimulai sejak musim 1997-1998, Perdrag Mijatovic dkk meraih gelar ketujuh buat El Real, juga menjadi penanda dimulainya era Los Galacticos jilid kedua. Dan juga menjadi awal El Real kembali menjadi penguasa eropa.
Dalam 5 musim sejak musim 1997-1998 hingga 2001-2002 setidaknya El Real 3 kali mampu mengangkat si kuping besar. Mereka hanya gagal di musim 1998-1999 dan di musim 2000-2001, namun di dua musim itu El Real justru sukses menjadi juara La Liga.
Kekalahan El Real dari Juventus di babak semi final musim 2002-2003 menjadi awal kutukan bagi El Real selanjutnya, bahkan sejak musim 2004-2005 hingga 2009-2010 El Real tak mampu lolos dari babak 16 besar padahal di era itu nama nama seperti Ronaldo (Brazil), Beckham hingga Ruud Van Nistelrooy bermain di sana. Kedatangan Kaka dan Cristiano bahkan tak mampu mengangkat prestasi klub meski pada saat itu dilatih oleh pelatih sekaliber Jose Mourinho.
Barulah di musim 2013-2014 dibawah asuhan Carlo Ancelotti El Real kembali menjadi juara yang dilengkapi oleh Zidane di tiga musim berikutnya. (musim 2014-2015 Barcelona sempat menjadi juara). Dan lagi lagi El Real menjadi penguasa eropa selama 5 musim tersebut.
Jika kutukan bagi El Real kembali terulang maka jangan berharap terlalu banyak untuk musim depan, dan bisa jadi baik pelatih maupun pemain bakal menjadi pihak yang disalahkan. Adapun jika kutukan itu benar adanya tidak salah jika para penggemar tak perlu berekspektasi terlalu tinggi dan menunggu mampukah El Real lepas dari bayang bayang kutukan masa lalu mereka.(IAN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H