Mohon tunggu...
yusfi siti zahroh
yusfi siti zahroh Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Ibu 4 anak hebat dan guru Matematika

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan HidupQ

17 September 2022   09:00 Diperbarui: 17 September 2022   09:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari itu
Hari dimana bayi kecil kami tak bernyawa lagi
Hari dimana bayi kecil kami tak bisa ku peluk lagi
Seperti bumi yang runtuh didepan mata kami
.
Kami sudah berbuat semampu kami
Tim dokter yg banyak sekali kala itu datang ke kamar kami
Badan sekecil itu dg dpenuhi alat yg mungkin tak semua orang biasa kuat melihatnya
.
Mengikhlaskan kepergian mu sungguh2 menyakitkan nak
Sampai kami tak tau harus berbuat apa
.
Berdetak tapi tak bernafas
Hanya bisa mengandalkan doa
Ya, itu kata dokter IGD kepada kami
Dzikir dan doa tak pernah luput untukmu
Tapi ternyata Allah lebih sayang padamu
.
Allah yang memberi
Allah pula yang mengambilnya
.
Terimakasih sayang sudah berjuang sekuat tenagamu hingga kami harus ikhlas atas kepergian mu
.
Sulit memang sulit tapi kami ikhlas dan sabar atas ujian ini
Agar kami lebih ingat lagi akan siapa yg telah memberi kami hidup
.
.
Dtujukan untuk anak kedua kami
Muhammad Hiroshi Arshaq Sarfaraz
05032019 - 07042019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun