Rembulan mesra dengan suasana malam, sunyi, hanya kita berdua di bawah pohon kamboja, beralas rumput gajah yang mengering...
 Malam terasa hangat, senyuman itu tidak pernah menghilang dari bayanganku, aku rindu bau tembakau dari mulutnya.
 Renta, saat pertama kali dia mengucap kata lelah, lemah kala terakhir kali aku mengusap pipinya, benar aku saksi dari kenangan kepergiannya.
 "Aku mengatakan sebuah pengalaman bukan ramalan". Dia berkata pelan namun berwibawa.
 "Suatu hari, kau akan melihat kebahagiaan dari senyuman istri dan anakmu, dan merasa bertanggung jawab saat mereka bersedih, air matamu akan mengering tapi keringatmu tidak akan pernah".
 Aku mengangguk...
 Dia mengusap kepalaku,
 "Ceritakan tentang aku yang baik pada anakmu",
 "Bapak selalu baik" aku tersenyum,
 "Ceritakan tentang kakeknya yang tidak pernah putus asa",
 "Bapak tidak pernah kehabisan akal mendidik kami", aku menahan haru,
 "Jangan bilang kakeknya gagal",
 "Tidak, bapak tidak pernah gagal, bapak berhasil menjadi seorang suami dan menjadi orangtua" aku mencium tangannya,
 "Bilang kakeknya rindu"
 Aku menangis...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI