Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siti Salamah, Waste Solution Hub SATU Indonesia Awards 2021 ASTRA

2 September 2023   17:07 Diperbarui: 2 September 2023   17:11 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Astra International 

Perjuangan Siti dalam solusi pengelolaan sampah terintegrasi yang melibatkan para pemulung ini berhasil menjadikannya sebagai penerima apresiasi 12th SATU Indonesia Awards tingkat nasional untuk Kategori Kelompok yang mewakili lima bidang sekaligus, yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi.
Atas apresiasi tersebut, Siti mendapatkan dana bantuan kegiatan sebesar Rp 60.000.000 (enam puluh juta rupiah)  dan pembinaan kegiatan dari Astra yang dapat dikolaborasikan dengan kontribusi sosial berkelanjutan Astra yaitu Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra.


Bagaimana Siti Salamah bisa seperti itu?

Foto Astra International 
Foto Astra International 

Siti Salamah yang  lahir di Lampung, 25 Juli Tahun  1988, 35 tahun yang lalu  hadir dan menginspirasi dan merupakan  pengejawantahan budi pekerti orang tuanya. Ayahnya yang tinggal di Lampung sudah  lebih dahulu melakukan hal yang dianggap luar biasa namun jarang dilakukan orang lain. Menolong yang membutuhkan membantu tanpa pamrih . Ya, Siti Salamah muda selalu melihat kebaikan sang Ayah dengan membantu mengajarkan kaum marjinal di tempatnya berasal.

Banyak dari kita, kebanyakan terlalu beretorika, terlalu banyak berbicara daripada bertindak. Ketika setiap hari berkilo -- kilo sampah keluarga yang dihasilkan tidak diambil oleh petugas kebersihan  dan menumpuk di pekarangan rumah, kita seperti halnya  kebakaran jenggot. Bau lah, banyak penyakit lah dan lain sebagainya ada di benak kita dan ingin segera membuang jauh -jauh sampah yang ada.
Berbeda dengan Siti Salamah, dia malah mendatangi pusat pengumpulan sampah warga Tangsel di Jurang Mangu. Berada lebih dekat dengan warga yang tinggal, mengais rezeki di sana. Bertindak lebih cepat lebih efisien dan tentu saja solutif bahkan sampai mengurusi para pemulung yang mencari penghidupan dari sampah yang kita hasilkan setiap harinya.


Siti Salamah berbeda!


Situasi dan kebutuhan setiap komunitas atau wilayah berbeda, dan banyak individu inspiratif di seluruh dunia yang berdedikasi dalam perubahan positif dalam berbagai bidang. Jika bukan Siti Salamah, masih ada banyak tokoh inspiratif lainnya yang dapat menjadi pemimpin dalam masalah pengelolaan sampah atau bidang lainnya. Tapi akankah seprofesional itu?
Bisa dikatakan ada banyak alasan mengapa Siti Salamah merupakan sosok yang sangat inspiratif dan pantas menerima penghargaan atas dedikasinya dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.  Setidaknya ada 3 (tiga) alasan saya harus angkat topi dari aktivitasnya di Lapak Pemulung,  di Jurang Mangu , nama salah satu kelurahan di  Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Seklatan ini.

Yang pertama,  Siti Salamah  BerKomitmen Tanpa Batas:


Siti Salamah telah menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap misinya untuk membantu pemulung dan masyarakat terpinggirkan. Kaum miskin kota hampir selalu ada di Kawasan perkotaan. Sebagai orang yang pernah akrab dengan anak -- anak jalanan, karakter anjal di perkotaan sangat sulit diurusi, didampingi, diberikan pemahaman karena ada juga peran orang tua di sana berupa ekploitasi anak. Bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat, Italia dan lainnya kaum miskin kota bisa sangat kontras berdampingan dengan indahnya bangunan tinggi di sana. Siti Salamah berdedikasi dalam meluangkan waktu, usaha, dan sumber daya untuk memberikan solusi nyata dan berkelanjutan memperlihatkan tekad yang kuat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.  Meski hanya sekadar mengajar ngaji bagi anak -- anak pemulung.

Yang kedua, Siti Salamah MengInisiatif Multidimensi:


Tidak hanya berfokus pada satu aspek masalah, Siti Salamah telah mengembangkan inisiatif yang melibatkan pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi. Pendekatannya yang holistik menggambarkan pandangan yang luas dan pemahaman yang dalam tentang bagaimana masalah-masalah ini saling terait. Ini terkait prinsip. Bahkan dalam satu kisahnya dia tak segan -- segan menghukum kesalahan para pemulung karena sifat tidak terpuji dari anak -- anak pemulung yang mengganggu relawan di sana. Dengan tidak mendatangi dan mengajar selama satu bulan di lapak pemulung tersebut.
Di satu sisi kegigihannya akan nasib  pemulung terutama yang masih di bawah umur sangatlah luar biasa. Melindungi dan menjadikan mereka seperti keluarga sendiri. Ikatan batin mereka satu sama lain amatlah kuat.

Yang ketiga, Siti Salamah Memberdayakan Masyarakat:


Upaya Siti Salamah bukan hanya memberikan solusi instan, tetapi juga berfokus pada memberdayakan masyarakat itu sendiri. Melalui program-programnya, dia memberikan keterampilan, pengetahuan, dan peluang kepada mereka untuk mengambil kendali atas masa depan mereka yang akhirnya menjadi masa depan Indonesia.

Keputusan tentang berapa lama Siti Salamah atau individu lain harus terus berjuang di Kota Tangerang Selatan atau dalam konteks tertentu adalah suatu keputusan yang sangat personal dan kompleks. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan berapa lama seseorang harus terus berjuang di suatu tempat atau dalam suatu peran:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun