Wajahku tak pantas ada dalam sebuah cermin
Tanpa topeng semua tak berwarna
Ada kepahitan dalam sebuah cerita
Yang tak akan tampak meski sedang bersukaÂ
Ceritakan apa sajaÂ
Ceritakan tawamu
Ceritakan sukamu
Tapi jangan dukamu
Orang lain tak bertamu
Orang lain tak melulu bahagia
Orang lain tak suka
Berbagi duka yang sama
Aku adalah aku
yang kutampakkan dalam sebuah fiksi
Ingin begini ingin begitu
berbaju tapi tak tertutup
katakan saja aku gila
Katakan saja aku butuh suka
Berikan komentarmu,
maka dunia seperti surga
Aku dan media sosialku
seperti rumah tapi bukan tempat singgah
Aku dan alurkuÂ
Yang kubuat dari wacana
Aku dan media sosialku
Ada si burung biru tempatku merindu
Ada si buku wajah tempatku bertahta
Ada pula si merah  tempatku ber masaÂ
Sebar dan beri kabar
Berbagi dan menerima
Cari aku  atau sukai aku
Ada aku yang bukan sebenarnya
Ikuti kemudian melupakan
ketika kubur memanggil
banyak cara menuju roma
namun kadang dibangun di atas luka
Sepi membawa petaka
Rindu membawa asa
Raga bertemu jiwa
Mencari cinta namun fana
itulah media sosialku
yang tampak bukan  semata
yang berceloteh dengan fakta
ada suka bisa dipesan
Jangan merindu
Bisa jadi dia sedang merana
Jangan mencerca
Bisa jadi dia sedang merdeka
Masa depanmu bukan masa depanku
Carilah dengan mata terbuka
Apa yang kau lihat jangan kau cela
Bisa jadi engkau akan puja
Jarimu ada lima
Menunjuk  satu empat mengarahmu
Berbicaralah dengan kata
Terucap salah menjadi lara
Media soialku bukan untukmu
Dia hanya sebuah historyÂ
Kumpulan cerita mengenai apa yang ada di  kepala
Agar isi celanamu tak terpecah dua
Beri dia sedikit waktu
Agar dia tak membunuhmu
Seringlah berkata - kata
Agar engkau tak bisa terlupa
Segera selesaikan apa yang ada di mata
Agar hati bisa membacanya
Beri mereka realita
Agar fakta tak tersamar busa
Aku tak punya waktu
Meski banyak  yang terbuang
Sebuah alat kotak bernyawa
Membawaku mengembara
Sepi kemudian menjadi ramai
Bergembira kemudian menjadi sedih
Sebuah luka kadang tertata
Menjadi kabar berkasta
Berlari kemudian terdiam
Mematung mencari gambar
Semua orang tertawa
Pada saat kabar tersebar
Tak perlu orang membeli berita
Karena dia akan menyapa
Pada setiap masa
Ada aku yang bersegera
Akan kukisahkan lumba lumba pada anakku
Suatu ketika kurangkum kisah peluh berduka
Ada  bahasa berkumpul di sana
Pada masa yang tak  berkuasaÂ
*curhatan menjelang tidur jangan dianggap serius
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H