Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aku dan Media Sosialku, Puisi Jariku

16 Mei 2021   20:27 Diperbarui: 16 Mei 2021   20:35 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajahku tak pantas ada dalam sebuah cermin

Tanpa topeng semua tak berwarna

Ada kepahitan dalam sebuah cerita

Yang tak akan tampak meski sedang bersuka 

Ceritakan apa saja 

Ceritakan tawamu

Ceritakan sukamu

Tapi jangan dukamu

Orang lain tak bertamu

Orang lain tak melulu bahagia

Orang lain tak suka

Berbagi duka yang sama

Aku adalah aku

yang kutampakkan dalam sebuah fiksi

Ingin begini ingin begitu

berbaju tapi tak tertutup

katakan saja aku gila

Katakan saja aku butuh suka

Berikan komentarmu,

maka dunia seperti surga

Aku dan media sosialku

seperti rumah tapi bukan tempat singgah

Aku dan alurku 

Yang kubuat dari wacana

Aku dan media sosialku

Ada si burung biru tempatku merindu

Ada si buku wajah tempatku bertahta

Ada pula si merah  tempatku ber masa 

Sebar dan beri kabar

Berbagi dan menerima

Cari aku  atau sukai aku

Ada aku yang bukan sebenarnya

Ikuti kemudian melupakan

ketika kubur memanggil

banyak cara menuju roma

namun kadang dibangun di atas luka

Sepi membawa petaka

Rindu membawa asa

Raga bertemu jiwa

Mencari cinta  namun fana

itulah media sosialku

yang tampak bukan  semata

yang berceloteh dengan fakta

ada suka bisa dipesan

Jangan merindu

Bisa jadi dia sedang merana

Jangan mencerca

Bisa jadi dia sedang merdeka

Masa depanmu bukan masa depanku

Carilah dengan mata terbuka

Apa yang kau lihat jangan kau cela

Bisa jadi engkau akan puja

Jarimu ada lima

Menunjuk  satu empat mengarahmu

Berbicaralah dengan kata

Terucap salah menjadi lara

Media soialku bukan untukmu

Dia hanya sebuah history 

Kumpulan cerita mengenai apa yang ada di  kepala

Agar isi celanamu tak terpecah dua

Beri dia sedikit waktu

Agar dia tak membunuhmu

Seringlah berkata - kata

Agar engkau tak bisa terlupa

Segera selesaikan apa yang ada di mata

Agar hati bisa membacanya

Beri mereka realita

Agar fakta tak tersamar busa

Aku tak punya waktu

Meski banyak  yang terbuang

Sebuah alat kotak bernyawa

Membawaku mengembara

Sepi kemudian menjadi ramai

Bergembira kemudian menjadi sedih

Sebuah luka kadang tertata

Menjadi kabar berkasta

Berlari kemudian terdiam

Mematung mencari gambar

Semua orang tertawa

Pada saat kabar tersebar

Tak perlu orang membeli berita

Karena dia akan menyapa

Pada setiap masa

Ada aku yang bersegera

Akan kukisahkan lumba lumba pada anakku

Suatu ketika kurangkum kisah peluh berduka

Ada  bahasa berkumpul di sana

Pada masa yang tak  berkuasa 

*curhatan menjelang tidur jangan dianggap serius

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun