Ramdan tiba kepada siapa saja entah kepada sebuah keluarga utuh, kepada seorang lajang , kepada anak yatim piatu, kepada seorang direktur, resepsionis , bahkan kepada para presiden muslim di dunia. Siapa yang tak sedih ditinggal Ramadan maka hatinya telah tertutup. Ramadan tiba harusnya bergembira, Ramadan usai harusnya menitikan air mata. Karena dia pergi dan kita tak tahu apakah akan dikunjunginya kembali.Â
Ramadan kali ini sama seperti puluhan tahun yang lalu, Aku tak dapat mendatangi orang tuaku. Mereka lah yang selalu memperhatikanku tapi aku tetap lalai akan dunia yang sementara. Ramadan membuat pikiranku terbuka, menjadikanku sosok yang lebih baik lagi untuk mendapati kebaikan di sebelas bulan berikutnya.Â
Ramadan menyadarkanku bahwa aku akan terbaring di kedalaman 2x 1 meter dan terbungkus kafan. Hanya anak - anakku dan amal solehku yang akan menerangi kuburanku yang sempit. Makanya Ramadan ini berbuat baiklah pada orang tua, sanak saudara dan handai taulan, tetangga dan lainnya. Tak ada rugi untuk kebaikan, karena yang rugi sesungguhnya dia mati hatinya.Â
Tidak perlu mudik di musim wabah penyakit ini. Doa terbaik untuk keluarga di kampung lebih utama. Mencegah lebih wajib dijalankan daripada mengobati yang menyebabkan sesal nantinya. Alfatihah untuk keluargaku di kampung.Â
Semoga bermanfaat.Â