Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Borobudur Menjadi Pusat Musik Dunia? It's Possible

18 April 2021   12:19 Diperbarui: 18 April 2021   12:50 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Borobudur, Bukti kejayaan masa lampau dan kini akan menjadi pusat musik dunia

Kenapa demikian?

Di Candi Borobudur ditemukan berbagai relief yang menggambarkan kesenian yang bisa dipastikan alat -- alatnya digunakan di Indonesia. Alat -- alat music ini tersebar di seluruh provinsi dan lebih dari 500 kabupaten / kota di Indonesia. Kalau mau lebih luas lagi alat musik yang ditemukan di relief candi Borobudur dipakai oleh puluhan  negara di dunia   yang diantaranya adalah relief Instrumen Musik yang terpahat di dinding candi Borobudur.

Secara logis, ketika peradaban masa kini menggunakan instrumen yang dipakai oleh masyarakat Jaman Syailendra (dua abad yang lalu) maka secara ilmiah Candi Borobudur bisa dianggap sebagai pusatnya.  Bahkan bisa dikatakan sebagai pusat kesenian dunia.

Saya meyakini Indonesia selalu hebat dalam pelaksanaan even baik sakala nasional  maupuin internasional karena SDM nya yang unggul sejak dahulu kala.  Melaksanakan pagelaran seni yang besar dan melibatkan seniman hebat seluruh daerah di Indonesia dengan alat musiknya masing -- masing. Perpaduan musik nusantara semisal  gamelan, kendang, Suling, kolintang, kecapi, angklung dan lain sebagainya pasti sangat diminati oleh masyarakat Indonesia.

2.  Segera Membuat Peta Digital  Alat Musik Borobudur

Membuat peta digital kesenian Borobudur menurut saya amat penting. Segala informasi yang mudah sederhana dan bisa diakses oleh para pelajar dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi maupun masyarakat segala kalangan. Ini penting karen warisan budaya itu akan hilang karena dua hal :

Pewarisnya lupa mewariskan dan  ahli waris tidak tahu ada warisan
Ahli warisnya tidak ada
Ahli waris dalam hal ini adalah saya secara pribadi dan masyarakat / rakyat Indonesia secara umum. Saya kalau mau mengisahkan soal Borobudur kepada dua anak saya yang masih duduk di sekolah dasar agak kesulitan karena memang panduannya belum saya miliki. Itulah kenapa peta digital ini sangat penting untuk menunjukan arah petunjuk soal asal musal kesenian  leluhur Indonesia di mata dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun