Ada beberapa hal yang dibahas selain materi debat, diantaranya :
KOSTUM KANDIDAT
Prabowo - Sandi
Soal kostum atau pakaian yang dikenakan pada saat debat pun dibahasnya. Meski semua paham  bahwa kostum/pakaian saat debat sudah menjadi kesepakatan dan tentunya ada konsultan soal desainnya, dia menyorroti gaya busana dari Prabowo yang berbeda dengan Sandi. Pakaian Prabowo dengan double beskap dianggap terlalu sesak dan tidak nyaman dilihat dari tampilan bentuk  postur prabowo . Terlepas dari itu Charles menilai komunikasi di sesi pertama Prabowo yang suka main long term (alias orator dengan durasi panjang) cukup baik. Lihatlah pada lamanya Pidato Kebangsaan  berkisar 1,5 jam  bandingkan dengan Jokowi dnegan gaya bicaranya pelan pelan dan pendek pendek bertipe sprinter. Kita ketahui bersama Debat Capres ini durasinya lama . Artikulasi dari Jokowi sulit mengimbangi gaya maraton Prabowo .
Jokowi -- Kh. Ma'ruf Amin
Debat Presiden Tahun 2019 ini adalah kali kedua bagi Jokowi dan Prabowo dan kali pertama bagi padangannya masing -- masing. Â Jokowi kembali dengan pakaian kebesarannya berwarna putih , kali ini memakai peci hitam. Sementara style K.H Ma;ruf Amin tak berbeda jauh memakai baju takwa (koko) putih , berselendang putih, memakai peci dan tak lupa tetap memakai sarung sebagai ciri khasnya.
Pakaian Jokowi putih lengan panjang ini, kemudian berubah bentuknya dilipat lipat ke atas. Apalagi saat para pembawa acara meminta kesediaan untuk memberikan statemen pujian kepada pasangan lawannya. Alih alih mengiyakan, sambil mengucapkan cukup Jokowi lebih memilih melipat -- lipat lengan bajunya.
Meski demikian, Jokowi dan Prabowo tetap bersahabat paska debat. Jokowi datang untuk menyalami Prabowo dengan gaya khasnya cipika cipiki kepala beradu ke kanan dan kekiri. Uniknya Sandi mencium tangan Sang Kiai bagai hormantnya seorang murid kepada gurunya.
Itulah gambaran politik kita seharusnya. Panas di panggung dan damai setelahnya. Komunikasi politik yang dibangun dalam narasi --narasi politik keduanya bukan semata -- mata untuk mengkalkulasi suara yang akan diperolehnya nanti. Komunikasi politik harus mampu menyentuh satu dari tiga golongan pemilih. 1. Pemilih yang pro, 2. Pemilih yang kontra dan ke-3 pemilih yang belum menentukan sikap. Nah gimik, aksi-aksi dari debat kandidat semalam diharapkan mampu menjawan kegundahan golongan ketiga untuk memutuskan memilih siapa pada 17 April nanti.
Begitulah kira- kira pandangan awal saya bersama Bang Charles, membahas yang menurut orang tidak penting namun bisa menjadi pendidikan politik ke depannya.Â