Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sainah, Rokok dan 1 Digit Angka Kemiskinan Indonesia

1 Agustus 2018   11:02 Diperbarui: 1 Agustus 2018   11:03 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sainah, kini sudah tidak miskin lagi/dokpri

SAINAH

Sependapat dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementrian Sosial yang awalnya akan dihadiri oleh Bapak Idrus Marham ternyata berhalangan hadir dikarenakan sedang mendampingi Presiden Jokowi ke lokasi musibah gempa di Nusa Tenggara Barat.

Melalui wakil yang diutus, kementrian sosial juga menyatakan bahwa penerima bantuan yang diberikan kepada warga miskin tidak diperuntukan untuk membeli rokok.

Salah satu bukti bahwa siapa saja bisa berubah harkat dan martabatnya adalah kehadiran Ibu Sainah. Ibu yang berasal dari Imogiri Bantul ini pada awalnya adalah warga miskin yang terdata dan mendapat bantuan pemerintah seperti JAMKESMAS, RASKIN dan lainnya.

Kini , siapa sangka melalui pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH), Ibu Sainah menjelma menjadi wirausahawan baru dengan penghasilan bersih Rp 3.000.000,- ( tiga juta rupiah).

Jangan salah menyatakan ini penghasilan untuk 1 (satu) bulan ya,  uang sebesar itu didapatkan net setiap harinya dari penghasilan memiliki usaha Bakso Tusuk Sainah yang kini sudah memiliki 6 cabang Bakso Tusuk. Sangat menginspirasi.

Sainah, kini sudah tidak miskin lagi/dokpri
Sainah, kini sudah tidak miskin lagi/dokpri
Nah, dalam acara ini yang menarik adalah  paparan dari Kepala Badan Pusat Statistik, Kecuk Suhariyanto memberikan materi  Profil kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia yang menyatakan bahwa angka kemiskinan di Indonesia sudah mencapai 1 digit sebesar 9,82 %. Dengan artian tingkat kemiskinan ini tercatat paling terendah sejak  Tahun 1997. Artinya sejak Orde Baru hingga Reformasi , di Tahun 2018 tepatnya di Bulan Maret, tingkat kemiskinan di negara kita menurun.

dokpri
dokpri
BPS mencatat, jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2018 adalah 25,95 juta  orang. Angka itu menurun  jika dibanding Bulan September  2017 yaitu 26,58 juta  orang 910,12%).  Tahukah Anda, ternyata negeri ini pernah tercatat  pencapaian tingkat kemiskinan  tertinggi di tahun 1999, sebesar 23,43 persen atau setara dengan 47,97 juta penduduk.  Sejak pertama kalinya hingga Maret 2018 tembus di bawah 10 persen. 

SIAPAKAH PENDUDUK MISKIN ITU ?

kemensos.go.id
kemensos.go.id
Kembali kepada Ibu Sainah, mantan penduduk miskin dan bukan masuk kelompok rentan miskin (kembali ke tingkat kemiskinan bila, dirinya, keluarganya mengalami musibah seperti Kejadian gempa bumi, bencana alam lainnya seperti terjadi di NTB, Sakit dan atau sebagainya yang berpotensi dia menjadi miskin kembali).  BPS menjelaskan kemiskinan  sebagai ketidakmampuan  memenuhi kebutuhan dasar, yang diukur dari pengeluaran. Artinya,  orang yang  pengeluarannya di bawah  angka rata - rata  garis kemiskinan termasuk warga miskin. 

Saya sendiri memiliki pengalaman menjadi fasilitator pemberdayaan masyarakat  selama kurang lebih dua tahun, ketika Tahun 2003 hingga 2005 ada Program Pemetaan Kemiskinan Partisipatif (PPK) di Kota Bandar Lampung .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun