Suasana mendadak bisu
Senyumnya mengembang ramah
Tutur kata  bahkan perilakunya
Benar benar seorang pasundan sejati
Â
MengenalnyaÂ
Bagai menemukan oase di padang gersang
Berjalan dan berkali kali terjatuh dia tetap sabar
Hanya bidak yang dikuasainya?Â
Tentu saja tidak.
Penanya tajam tak pernah bermata dua
Hanya kebenaran yang selalu dipilihnya
Â
Lelaki itu
Tak pernah cemas dengan statusnya
Berdiri tegar meski materi akan ditinggalkannya
Lelaki itu
Tak bersuara namun menghujam
Kepada segenap pion pion pengagumnya
Lelaki itu tanpa sadar telah berkata
Menulislah dengan hatiÂ
Karena dia tak pernah bohong
Menulislah dengan jiwaÂ
Karena dia akan menguasai dunia
Â
Sejumput  awan
Seberkas sinar
Menerangi karya karya abadinya
Di pelangi harapan yang ditinggalkannya
Bersama Kompasiana yang tetap merindunya
Â
Lelaki itu
Kini bangga
Kamipun sepertinya samaÂ
Lelaki itu
Penuh harapan
Juga kami kepadanya
Â
Lelaki itu
Tak pernah ingkar janji
Dengan segudang asam garam pengetahuan
Membuat kami bermakna
Membuat kami bisa bercerita
Â
Lelaki itu kini
Membuat kami haru
Membuat kami menangis
Membuat kami tak bisa tertawa lepas lagi
Tapi kami benar benar bahagia
Â
Lelaki itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H