2.Merdeka dari kemiskinan ;
3.Merdeka dari penjajahan;
Sampai suatu saat kita merasa pintar karena merasakan kemerdekaan , di mana merasa “bebas” memberikan informasi sesat yang belum valid kebenarannya. Kesalahan dalam memberikan informasi bisa jadi bumerang bagi negeri yang dibangun dari asas toleransi ini.
Apakah anak-anak kita harus dibelenggu dalam mengakses informasi di media sosial?
Sekali lagi peran orang tua dalam memberikan pendidikan dan informasi utuh diperlukan bagi kebaikan di masa depannya. Tak perlu menanyakan esksistensi ketuhanan karena Tuhan itu unik dan berbeda dengan makhluk . Ketika ditanyakan pertanyaan mengenai kapan, di mana, siapa, bagaimana yang berakitan dengan ruang dan waktu ,maka dengan sendirinya pertanyaan itu salah karena Tuhan yang kita yakini adalah Tuhan yang yang tidak terikat ruang dan waktu. Jadi kalau ada pertanyaan mengenai bentuk, eksistensinya di media sosial sesungguhnya itu hanyalah kegiatan “memancing di air keruh”.
Bagaimana Agama bisa menjadi rahmat bagi semesta alam lewat media sosial?
1.Postinglah keberpihakan kepada sifat dasar manusi menolong sesame manusia;
2.Postinglah informasi yang diketahui dari sumber yang jelas, kita sudah paham ajaran agama kita itu bersumber dari Tuhan, bila ada ajakan yang buruk dan bertentangan dengan kaidah agama bisa langsung ditindaklanjuti secara bijak;
3.Postinglah informasi yang mengajak kepada aktivitas manusia (Hablum minannas) dan kepada aktivitas Keagamaan (Hablum Minallah) sesuai porsinya dengan tidak mengedepankan tendensius berlebihan;
4. Ajarkan anak anda toleransi beragama dan kerukunan umat kemudian tegas terhadap hal yang mendekati kemungkaran.;
Pesan bagi Tokoh Umat Beragama;