Menikah adalah keharusan, namun menikah tidak hanya sebatas perencanaan saja, kapan,di mana , siapa yang diundang dan berapa jumlahnya , biaya pernikahannya sampai dengan apa dan berapa mahar pengantinnya namun jauh dari itu menikah haruslah sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku dalam keluarga besar masing-masing. Menikah bisa saja dengan beda suku dan sebagian orang mensyaratkan satu keyakinan karena Negara kita belum ada aturan menikahkan pasangan yang berbeda agama.
Berikut adalah persiapan yang paling penting dalam rangka menuju jenjang pernikahan :
1. Persiapan fisik, biologis , usia yang matang menurut BKKBN adalah untuk perempuan di atas usia 20 tahun dan laki – laki di atas 25 tahun. Menikah di usia matang akan menghasilkan kualitas keturunan yang baik dan sehat.
2. Persiapan mental, laki-laki harus bersiap menghadapi segala tantangan dan halangan apalagi ketika menikah dengan persiapan yang kurang semisal waktu yang mepet, mas kawin yang belum terbeli, gedung resepsi yang belum fix dan lain sebagainya.
3. Persiapan sosial ekonomi, percayalah menikah bukanlah sebuah tuntutan kita harus mapan terlebih dahulu, menikah saat mapan ekonomi adalah lebih baik, namun menikah dengan kesepakatan bersama membangun ekonomi lebih baik lagi adalah hal yang paling bijaksana.
4. Persiapan Pendidikan dan ketrampilan, kita sering mendengar adanya pernikahan dini saat usia sekolah tentu saja ini akan merusak mentalitas orang tua dan pasangan itu sendiri. Setidaknya hindari menikah di usia yang masih belia apapun alasannya. Menikahlah saat Anda siap menjadi kepala keluaga dan pemimpin di dalam kehidupan Anda sebagai seorang laki-laki sejati. Menikahlah saat Anda siap menjadi istri, ibu sekaligus panutan bagi anak-anak di masa depan nanti. Pendidikan dan keterampilan wajib dimiliki oleh pasangan yang ingin menikah agar kelak ada sesuatu pekerjaan yang produktif yang bisa dilakukan secara sendiri/mandiri maupun bersama-sama.
5. Persiapan keyakinan dan atau agama , menikah dengan satu keyakinan akan lebih mudah dibandingkan harus memilih beda keyakinan. Dengan alasan cinta banyak pernikahan beda agama yang kurang harmonis Karena ada pertentangan mana yang boleh mana yang tidak, mana yang bisa kompromistis mana yang tidak bisa dan lain sebagainya. Meski ada juga yang harmonis hingga akhir hayatnya. Pilihlah pasangan yang keyakinannya kuat.Karena dengan demikian pasangan Anda akan memberikan keyakinan kepada Anda tentang masa depannya di dalam perjalanan hidup Anda.
Bagaimana dengan orang yang memilih menikah saat mapan ekonomi?
Pilihan yang bijak dan sah-sah saja bila ada orang yang menikah di saat ekonominya mapan. Pasangan (perempuan) tentu akan lebih senang. Rumah sudah ada,Kendaraan sudah terparkir manis di garasi, Tabungan/deposito sudah tergaransi. Kalau menikah dengan versi ini saat Anda berusia 30 tahunan tentu akan banyak perempuan yang antri untuk di lamar oleh Anda. Ketika menikah nanti Anda akan lebih banyak waktunya keluar untuk mengurusi harta-harta Anda dibandingkan pasangan. Bukankah lebih baik bila sama –sama merancang kemapanan ekonomi saat Anda menikah nantinya.
Ketika Anda memiliki prinsip di atas, segeralah mewujudkannya beri target untuk diri sendiri dan berapa lama untuk mencapainya. Ketika target itu tercapai segeralah menikah ataupun ketika target itu tidak tercapai segeralah sesuaikan dengan realitas cari pasangan sesuai visi misi Anda.
Bagaimana ketika mendapat jodoh yang berbeda suku?