Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuliah E-Learning HarukaEdu, Solusi Pendidikan yang Solutif bagi Rakyat

1 Juni 2016   15:57 Diperbarui: 1 Juni 2016   18:27 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nangkring Bareng HarukaEdu dan Kompasiana

Pendidikan harus berpihak kepada rakyat. Bukan kaum kapitalis berkedok pendidikan. Bukan pendidikan yang mengutamakan skill kemampuan tapi juga pendidikan yang di dalamnya ada nilai nilai budi pekerti luhur yang ditanamkan dengan baik. Sejarah kelam anak anak Bangsa ini yang bisa membbunuh sesama di usia belia, yang merampok dan memperkosa di usia sekolah sungguh jadi tamparan bagi saya sebagai orang tua dari dua anak laki laki/ Merekalah tumpuan bangsa di masa depan nanti. Kepadanyalah saya menggantungkan cita cita agar mereka bisa berpihak pada yang kecil dan tegas kepada yang batil. Kepada merekalah masa depan pendidikan bisa terlihat. Pendidikan murah, berkualitas dan bernas sesuai karakter bangsa. Apalagi Bangsa ini sudah memiliki Hari Pendidikan yang diharapkan setiap tahunnya bertambah rasa cinta akan pendidikan di negeri ini. 

Setiap tanggal 2 Mei, warga Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional yang juga menjadi hari kelahiran dari Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Di tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mencanangkan bulan Mei sebagai Bulan Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan ini menegaskan bahwa dunia pendidikan menjadi milik dan tanggung jawab bersama. Melalui filosofi Tut Wuri Handayani, Kemdikbud sebagai fasilitator dan platform dalam setiap kegiatan pendidikan dan kebudayaan oleh publik dan komunitas. Gerakan ini sekaligus untuk mengembalikan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai dan karakter dari Pancasila sebagai tujuan utama dari pendidikan nasional.

4 Komponen dalam mengenalkan pendidikan

1.Orang tua di rumah

Banyak sekali ilmu parenting yang seyogyanya memudahkan orang tua dalam mengajarkan pendidikan anak. Orang tua yang sekarang berbeda dengan pendidikan yang dialami ketika kecil dahulu. Orang tua beperan terhadap karkater seorang anak di rumahnya.Mengenalkan potensi diri termasuk penguasaan bahasa asing di era modern ini sudah menjadi hal yang umum. Orang tua bertanggungjawab sepenuhnya terhadap masa depan anak ketika dalam pengawasannya. 

2.Orang tua di sekolah

Sekolah yang menjadi tulang punggung pendidikan formal di Indonesia saat ini mengalami peningkatan dari segi kuantitas dan kualitas. Berubahnya pola sistem pendidikan nasional  di negara kita harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari tenaga pengajarnya. 

Saat ini di Indonesia banyak sekali pilihan sekolah yang bisa dimasuki anak usia sekolah.Pemerintah membuka seluas luasnya peningkatan mutu pendidikan nasional dengan memaksimalkan anggaran 20 persen dalam APBN untuk pendidikan termasuk pendidikan formal dan informal. Kemudian Pemerintah dibantu pihak swasta berkolaborasi membangun sistem yang lebih baik lagi dengan pilihan kurikulum semisal sekolah internasional.Pihak Swasta yang membangun sistemnya sendiri dengan mengadopsi sistem dari luar semisal dari Amerika,Inggris,Singapura dan lain sebagainya yang bertebaran di Indonesia. Pilihan pilihan ini membantu akselerasi dari percepatan kebutuhan dunia kerja dengan kompetensi pendidikannya.

Hal inilah yang harus dipahami agar pengajar di sekolah dalam negeri baik tingkat dasar maupun tingkat tinggi untuk menambah jam terbang mereka dengan skill atau kemampuan yang setara dengan swasta guna mengejar ketertinggalan dari kualitasnya. Saya bertemu dengan Pak Hengky salah satu pengajar Sekolah Menengah kejuruan di Tangerang.Dia menyekolahkan anak anaknya di swasta, padahal bisa saja mereka dimasukkan ke dalam sekolah swasta.Ketika ditanyakan mengapa dia melakukan itu.Jawabannya singkat di sekolah negeri fasilitas belajar dan mengajarnya sangat timpang dibandingkan dengan sekolah swasta.Jangankan dengan Singapura sebagai pembandingnya.Sekolah swasta di Indonesia pun belum sepenuhnya mumpuni dalam hal menyiapkam sarana dan prasarana, kecuali sekolah swasta yang mengadopsi kurikulum dari luar negeri di mana ada standar operational procedure  (SOP) yang musti disediakan ketika mereka membuka sekolah di Indonesia. 

Pendidikan yang diterima segala lapisan masyarakat sesuai tuntutan jaman harus bisa dipahami bukan sebagai jargon semata, masyarakat ekonomi asean,masyarakat ekonomi asian,masyarakat ekonomi eropa dan masyarakat ekonomi dunia harus dihadapi oleh anak anak kita saat ini dan di masa depan. Perlunya stakeholder pendidik di Indonesia menemukan formula yang sesuai demi masa depan pendidikan kita.

3. Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun