Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Listrik Pintar PLN, Solusi Bukan Basa-Basi

15 April 2016   14:27 Diperbarui: 15 April 2016   14:52 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 1998 adalah awal kuliah di Pulau Sumatra, Universitas Lampung tepatnya. Perpindahan hidup meski sementara ternyata membuat kisah unik tersendiri. Bukan karena tempat kuliah yang jauh dari rumah menyebrang Selat Sunda, bukan pula teman teman kuliah yang beragam etnis. Tapi ini adalah kebiasaan lampu yang tak menentu antara hidup dan matinya. Kadang mati pagi hari, kadang siang hari, kadang sore hari hingga malam hari. Dari sekian kadang kadang itu bahkan bisa sampai seharian. Sungguh sesuatu hal yang diluar kebiasaan kami dari Pulau Jawa.

Sering matinya listrik di tempat saya menimba ilmu ini sedikit banyak mempengaruhi pola hidup keseharian mahasiswa perantau. Kalau lagi sial mati listrik pas tidak kebagian air, maka mandi di masjid atau di kampus adalah hal yang sudah biasa.Apalagi kalau besok nya ujian tengah semester (UTS)  atau Semester dan malamnya mati lampu alamat kiamat bagi kami yang jurusan sosial .Karena hapalan adalah hal utama sebelum menganalisa suatu ujian. Sampai satu semester lewat kejadian ini terus terjadi. Terkait dengan hal tersebut akhirnya saya harus memintarkan diri, belajar jauh jauh hari baik di siang hari maupun malam hari.Ini dilakukan agar ujian bisa lancar meski malamnya mati lampu. Kalau ada teman yang ingin mencontek ujian kepada saya tinggal bilang saja "Kan semalam mati lampu, lo juga tau kan? Jadi Gw gak belajar maksimal". Jadi ketauan deh rahasianya. 

Hingga kini  Tahun 2016, kejadiannya tetap  sama seperti waktu  sembilan tahun saat  saya habiskan waktu  di sana.  Ketidakstabilan suplay listrik masihj kerap terjadi. Setiap saat saya selalu melihat umpatan cacian hingga kalimat bersayap lainnya tentang ketidak berdayaan Perusahaan Listrik Negara dalam menjalankan kewajibannya kepada masyarakat. Hingga saya pun ikut gerah dan sempat berdiskusi dengan salah satu dosen. "Betapa tidak berbahagianya bapak,teman-teman dan masyarakat lampung di seluruh penjuru daerah karena berpuluh tahun mengalami hal yang serupa, berulang ulang  akan kejadian matinya listrik hingga tak ada lagi kata yang cukup untuk  terucap terhadap BUMN negeri ini. Apa saja kerja kalian?

 

[caption caption="Apapun permasalahannya solusinya selalu saja ada , foto : Lampung.tribunnews.com"][/caption]

Sudah sepantasnya elemen elemen masytarakat, DPRD,Pemerintah Daerah,PLN dan stake holder lainnya duduk sama sama memintarkan diri untuk menyelesaikan masalah perlistrikan. Sudah putuskan rantai ketidakbahagiaan dengan menggerutu,mengumpat terhadap negara.Mari Berbuat Sesuatu! Sampai akhirnya aksi masa dengan seribu lilinpun terjadi di Tugu Adipura Bandar Lampung   (17/03/16) tempat yang memang asik untuk menyuarakan aksi demo  dan kini  saya  memantau aksi  seribu lilin tersebut  dari Pulau Jawa melalui dengan penerangan  lampu yang nyala terang benderang . Sungguh ironi.

Ada beberapa hal yang saya tangkap dari aksi simpatik tersebut  diantaranya:

1. Lampung kekuarangan listrik 130 MW sedangkan Sumatra Selatan kebeihan 436 MW;

2. PLN sejak 9 tahun yang lalu  mulai membangun jalur interkoneksi untuk mengalirkan kelebihan Sumatra Selatan ke Lampung dan pembangunan itu menurut berita terhenti di ruas Menggala-Seputih Banyak karena tidak diizinkan melintasi areal perkebunan perusahaan.

3. Hanya dibutuhkan 87 tower lagi untuk mengakhiri krisis listrik yang selama ini masyarakat lampung alami.

4.Mengajak berjuang bersama sama semua elemen untuk menyampaikan sikap agar pemerintah,PLN dan perusahaan pemilik lahan perkebunan segera melanjutkan pembangunan jalur transmisi interkoneksi di Menggala- Seputih Banyak.

5.Mengajak semua elemen seperti halnya saran saya kepada teman teman di Bandar Lampung agar segera  mengakhiri mati lampu berkali kali setiap hari yang telah bertahun tahun dialami bersama hingga kini.

 

Akhirnya saya secara pribadi sadar bahwa butuh banyak energi untuk mensejahterakan negeri ini melalui  penggunaan listrik agar pendistribusiannya merata di seluruh penjuru negeri.Perlu cara pintar mengatasinya.  Pun demikian halnya dengan kejadian yang saya alami dalam penggunaannya. Sebelumnya, rumah peninggalan orang tua saya mempunyai kapasitas daya 2200 watt, ketika orang tua saya masih lengkap bayar listrik yang cukup mahal menurut kebanyakan orang masih bisa terselesikan, namun setelah itu tagihan tiap bulannya  tidak lah membuat kami khawatir karena tinggal bayar dan selesai begitu saja. Namun seiring berjalannya waktu malah menjadi pemborosan . Akhirnya dicapai kesepakatan bersama, listrikpun kami turunkan dayanya menjadi 1300 watt  melalui sistem PLN Pintar bernama Token (prabayar). Syukurlah masalah keuangan pun mulai stabil sampai akhirnya diputuskan untuk menggunakan daya sebesar 900 watt. Ini dikarenakan penghuni rumah  peninggalan hanya beberapa orang saja dan aktivitas pun tak terlalu banyak menggunakan daya. dengan penurunan daya tersebut  tagihan listrik tidak membengkak lagi dan pemakaiannya pun bisa diatur dengan pembelian token listrik yang mudah didapatkan. Tinggal bilang meterannya saja, kapanpun di manapun token dapat didapatkan. 

 Apa itu Listik Pintar PLN?

[caption caption="Andapun bisa migrasi menjadi pelanggan Listrik Pintar , foto : pln.co.id"]

[/caption]

Sebelumnya, kitalah yang terlebih dahulu harus memintarkan diri untuk mengetahui apa saja yang membuat tagihan listrik kita membengkak tak terkendali yang akhirnya menyalahkan kebijakan Pemerintah yang menaikan TDL (Tarif Daya Listrik). Berdasarkan pengalaman pribadi, rumah saya berdaya 1300 watt. setiap bulannya tagihan berkisar 600 s.d 700 ribu rupiah.Ini dikarenakan penggunaan Air Conditioner dan Mesin Pompa Air yang selalu dinyalakan bersamaan di waktu yang kurang tepat . Ketidak tahuan bahwa pukul 17.00 sore hingga pukul 22.00 malam adalah waktu yang padat energi.Di mana waktu tersebut adalah penggunaan energi listri paling banyak di seantero negeri. Pelanggan pintar adalah seseorang yang akan menggunakan kapasitas tersebut dengan bijak.

1.Mematikan penggunaan listrik yang tidak perlu . Mematikan TV, Radio, dan perangkat elektronik lainnya apabila tidak digunakan;

2.Menyalakan AC di waktu yang tepat dan tidak perlu hidup sepanjang waktu. Saran dari tukang service AC yang perlu dilakukan adalah ketika menyalakan AC jangan langsung memencet tombol penurunan suhu semisal langsung menurunkannya hingga 16 derajat celcius padahal alat tersebut baru saja dihidupkan.

3. Usahakan menyalakan mesin pompa air, baik yang semi mapun yang jet pump di malam hari, kalau sempat di waktu lewat pukul 10 malam hingga pagi hari. Atau kalau tidak sempat di waktu pagi hari dimana pemakaian listrik berkurang.

4.Matikan lampu ketika anda bepergian dan nyalakan lampu seperlunya saja.

5.Tidur dengan lampu mati lebih baik dari sisi kesehatan dibandingkan tidur dengan kondisi lampu menyala.

Awalnya saya tidak percaya sampai akhirnya berbulan bulan kemudian tagihan saya tidak lebih dari 420 hingga 450 ribu. Cukup hemat bukan?

PLN bikin solusi lebih pintar 

Bagi orang yang tidak mau pusing akan tagihan, maka program migrasi dari listrik pascabayar menjadi prabayar dan gratis pemasangan adalah solusi mencerdaskan. Sistemnya sederhana kita tinggal  pasang meterannya yang baru dan beli token listrik  (sama persis dnegan membeli pulsa handphone) yang mudah didapatkan di mana saja mini market, ATM hingga internet banking .Setelah bayar maka tinggal masukan nomor kode tokennya ke meteran listrik. Proses mudah dan  listrik siap digunakan. Sederhana bukan?

Dikutip dari kompasiana yang mengatakan bahwa  dengan listrik prabayar, masyarakat dapat memperbaiki pola penggunaan listrik agar lebih hemat energi. Selain itu, listrik prabayar juga lebih praktis dan akurat karena tidak perlu menunggu petugas PLN datang ke rumah untuk mencatat meter. Hingga 2012, pengguna listrik prabayar di Indonesia mencapai 5 juta orang di seluruh Indonesia. Sebagian besar pelanggan listrik prabayar berada di Pulau Jawa dan Bali, disusul NTT dan NTB, serta Lampung sebagai pelanggan terbesar di Pulau Sumatera. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi yang gencar dilakukan PLN.  Mulailah dengan tidak mengeluh dan cari solusinya mengenai permasalahan energi listrik di rumah kita. Hemat  listrik adalah sesuatu cara yang pintar dan PLN menyediakan solusi yang lebih pintar lagi agar Listrik menjadi awal dan akhir kehidupan yang lebih baik lagi.

[caption caption="saatnya beralih menjadi konsumen yang pintar , sumber :pln.co.id"]

[/caption]

Sekian dan semoga bermanfaat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun