[caption caption="suasana nangkring bareng OJK dan Bank Muamalat foto Koleksi Pribadi"][/caption]Setelah mendengar Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah ternyata telah diresmikan oleh Presiden RI Jokowi Tanggal 14 Juni 2015 di acara Nangkring Kompasiana bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Perbankan Syariah. Bank Muamalat di jakarta (5/3/2016) dengan pembicara:
1. Setiawan Budi Utomo, Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Perbankan Syariah OJK, "Aku Cinta Keuangan Syariah"
2. Purnomo B Soetadi, Pejabat Eksekutif Consumer Retail Banking Bank Muamalat, "Perbankan Syariah di Era Digital Banking"
3. ISJET @iskandarjet, Asisten Manager Kompasiana, "Menulis Kreatif di Blog"
Sesungguhnya saya pribadi merasa bangga karena hingga kini masih menjadi bagian dari perbankan syariah dengan menjadi nasabahnya. karena Perbankan syariah dibuat untuk kebaikan manusia dalam berekonomi. Bapak Purnomo dari BankMuamalat mengingatkan, kehalalan dalam urusan keuangan akan sehatkan jiwa-raga . selain itu Perbankan syariah dalam hal ini Bank Muamalat Syariah sudah bisa bertansaksi KPR, pembayaran dan transaksi perbankan lainnya.
Dalam acara itu memori saya terpampang teringat di akhir Tahun 2012 , menjelang sore tepat saat kehamilan istri tercinta mulai membesar , Kami di anugrahkan kado terindah berkah dari doa panjang setiap harinya selama menikah yaitu sebuah rumah impian yang menjadi istana bagi saya dan istri serta kedua anak kami kelak. Saat itu Perjalanan kami menuju kantor Meda sang empunya rumah di bilangan Meruya Jakarta Barat sungguh sangat berat. Guyuran hujan lebat dan hanya berbekal panduan dari pemilik rumah, kamipun berangkat naik bus dan dilanjutkan dengan angkot hingga sampailah kami ke tempat sang empunya rumah berkantor.
Sesampainya di sana, kagetlah kami, ternyata Meda ini asli keturunan yang berasal dari Medan dan berbeda agama dengan kami yang muslim. Terpananya adalah ketika kami akan memberi kan Down Payment tanda jadi sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) sebagai artian kami serius untuk membeli rumahnya dan memberi kabar bahwa kami akan menggunakan jasa perbankan syariah dalam pembiayaannya nanti.
Kami lalu berbincang sebentar, di temani atasan Meda yang menemaninya dan uniknya nama Boss nya sama persis dengan nama calon anak kami yang dikandung istri. Apakah ini suatu kebetulan, Wallahu Alam. Yang jelas obrolan kami sontak menjadi akrab.Tidak ada tendensius terhadap kami dan istri yang berhijab. Apalagi ketika kami tawarkan pembiayaan rumah sebagian cash dan sebagian lagi oleh Bank. Mungkin sang empunya rumah dan atasannya kaget juga ketika kami berencana menggunakan jasa perbankan syariah bukan yang konvensional. “Kenapa Bank Syariah”? Tanya nya.
Kami menjawab sesuai dengan apa yang kami tahu tentang perbankan syariah.
1. Prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan bank konvensional, ini sudah kami survey ke berbagai bank konvensional sebelumnya;
2. Perbankan Syariah kini tidak lagi di dominasi oleh nasabah beragama Islam, namun sudah beragam sama seperti halnya ketika Bank Syariah ada di Bali, maka nasabahnyapun ada yang beragama selain islam. Begitu juga di daerah daerah lainnya;