Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Fortuna dan Virtu, Dua Siasat ala Machiavelli [FederalOil]

30 Oktober 2015   10:00 Diperbarui: 3 November 2015   14:48 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moto GP dan Siasat Politik ala Machiavelli

 [caption caption="Suasana Moto GP Sepang Malaysia 2015"][/caption]

Sirkuit Balapan di berbagai negara tentu melahirkan kisah kisah beragam, bahkan diantaranya melahirkan kisah heroik seperti yang dilakukan oleh MM di sirkuit Phiilip Island Australia dan kisah menegangkan di Sirkuit Sepang Malaysia kemarin (25/10/2015) yang membuka jutaan pasang mata dengan harap harap cemas agar terjadi kemenangan untuk Vale46 yang pada akhirnya keduanya pun punya kisah tersendiri. MM harus mengubur mimpinya mengulang kesuksesan menjadi juara di sirkuit seperti di Australia, dan Vale46 harus menunda juara dunianya karena hanya bertengger di urutan ke-3 setelah Pedrosa dan Jorge Lorenzo.

Sirkuit Sepang juga pernah tercatat sejarah, Tepaatnya 23 Oktober 2011 , di sinilah Marco Simoncelli meninggal dunia setelah terjadinya kecelakaan di sirkuit memasuki laps kedua, motornya bertabrakan dengan sesama pebalap saat itu. Dunia pun menjadi bersedih.Semua orang menganggap bahwa menjadi Pebalap ternyata Professi "gila" yang bisa saja dan kapan saja terjadi kecelakaan . Namun dunia balap pun menjadi semakin tenar akan kejadian ini, terutama Sirkuit Sepang Malaysia di mana kejadian ini terjadi menyebabkan anyak orang datang menonton Moto GP kali ini, diantaranya ada yang sengaja menonton di tikungan di mana Pebalap andalannya kecelakaan dan meninggal dunia.

Sungguh haru, namun inilah fakta fakta yang sering terjadi di lapangan. Gaya Agresif dan cenderung tergesa gesa Simon ditengarai menjadi penyebab terjadinya kecelakaan yang membahayakan dirinya dan pebalap lainnya. Gaya ini sendiri pun mengesankan kepada gaya MM di sirkuit arena balapan saat ini. Setidaknya itu yang kita dapatkan dari berbagai fakta di lapangan. Meski tidak ada aturan tertulis akan hal ini dalam perlombaan MotoGP , di mana Pebalap di larang ugal ugalan di arena. Sesuatu yang menurut banyak pihak masih dalam perdebatan.

Sirkuit Valencia, Italia.

Sirkuit ini adalah arena yang ditengarai tidak disukai oleh Vale46. Pada tahun 2006 menjadi saksi kelam bagi dirinya, di mana terkuburnya peluang juara dunia saat itu. Vale46 terjatuh di laps kelima ,namun mampu melanjutkan dan hanya finish diurutan ke-13 .Juara dunia MotoGp kali itu jatuh pada Nicky Hayden yang pada awalnya hanya berselish delapan point dengan Vale 46.

Sedih memang, namun itulah arena Balapan. Tidak hanya di penuhi oleh alat alat canggih yang bisa memanipulasi kecepatan dan kekuatan di lintasan balap. Namun ada pula kekuatan fisik dan mental sang Pebalap itu sendiri. Semakin mereka fit 100 persen semakin berkonsentrasi mereka dalam arena. Faktor Lucky (keberuntungan) bisa saja terjadi. Namun arena balap penuh dengan hitung hitungan yang rumit.

keberuntungan Kompasianer juga terjadi Tahun ini, bersama Federal Oil yang mensponsori Tim Moto2 Gresini, mengajak kami dan komunitas lainnya sejumlah 53 (lima puluh tiga) orang untuk menyaksikan daya magis arena sirkuit balapan MotoGP. Dari cerita di atas bagi penggemar Vale46 akan senang berada di tribun penonton pendukung Vale46, bagi penyuka MM akan senang berada di tribun penonton sesama penggila MM.

Bagi yang senang menyelusuri arena sirkuit berjalan antara satu tribun ke tribun lainnya, lalu menyebrang lewat tunel tunel trowongan melalui "kartu sakti bernama Kartu Akses Paddock". Ya kartu ini menurut kompasianer yang hadir adalah keberuntungan tersendiri. Federal Oil memberikannya secara free demi kenyamanan peserta Federal OIl Goes To Sepang 2015 menikmati serunya perlombaan.

Kembali ke Arena balapan

Dalam bidang apapun, untuk kondisi apapun suatu pertandingan atau perlombaan semisal MotoGP. Tentu ada hal hal yang harus di ketahui. Yang pertama adalah siapapun ingin menjadi juara dunia, siapapun berhak memiliki cara tersendiri untuk memenanginya termasuk masalah teknis semisal motor tunggangan,teknologi tercanggih, mesin,pelumas dan lain sebagainya.Juga dalam  bersiasat mendapatkan terus informasi mengenai lawan lawan dalam perlombaan. Sebagai contoh Vale46 Vs MM .

Jauh sebelum sirkuit Sepang berlangsung, ketegangan antara valle46 dan MM sudah mulai tercium. Tudingan demi tudingan ke arah MM mengenai ketidak seriusannya berlomba oleh Valle 46, padahal saat itu terbantahkan dan dijawab dengan dimenanginya MotoGP oleh MM di Philip Islands Australia . Tudingan itupun berimbas dan dijawab dengan jatuhnya MM di laps 7 . Rossi tidak jadi juara dunia bahkan mendapat penalti hukuman berlomba di garis star paling belakang saat di Valencia nanti, juga mendapat pengurangan point.

Siapa yang diuntungkan? Tentu banyak jawabannya. Tidak hanya Pedrosa,Jorge Lorenzo atau Iannone, tapi semua Pebalap pasti mendapat keuntungan meski nilai dari masing masing bervariasi.

Kejadian pmberian hukuman kepada Valle46 dan derasnya tudingan ke MM semakin membuat masing masing  pendukung protes keras, kecaman demi kecaman semakin menjadi jadi. Para analis stastistik berlomba menyampaikan analisa lapangannya yang bahkan kadang memperparah suasana menjadi semangat cauvinisme , bahkan bisa dikatakan Kemudian menjadi “Fanatisme buta”. Pokoknya jangan si Pebalap ini, jangan si Pebalap Itu menjadi juara. Podium harus di kuasai oleh kita dan Pokoknya harus. Seperti dalam hal dunia politik yang kita kenal saat ini.

Teori Kekuasaan bisa menjawabnya?

Kita tidak tahu apa dan sebenarnya yang terjadi di lintasan balap. Yang kita tahu MM jatuh dan Valle46 adalah pelakunya (terlihat ada gerakan kaki ke arah helm MM yang menyebabkannya jatuh), namun hal ini bersifat perdebatan belum ada klarifikasi akan fakta sebenarnya. Kita tidak bisa menjudge Valle46 salah dan MM brutal. Valle46- si Doctor yang kita ketahui penuh dengan talenta dan etika, akan sama seperti lainnya mempunyai tujuan yang sama untuk merebut dan mempertahankan juara dunia selama mungkin.

Kita tahu bersama ada sebuah teori tentang kekuasaan (dalam hal ini saya analogikan menjadi jura dunia MotoGP). Masuknya perseteruan keduanya kini merambah ke lingkaran dunia politik. Pebalap satu dengan pebalap lainnya bergeser menjadi “perang” supporter satu dengan supporter lainnya kemudian berkembang menjadi paham kedaerahan (Negara satu ke Negara lainnya) . Padahal Politik itu sendiri bukan lah sesuatu yang dianggap negatif . Politik bisa diartikan merebut dan mempertahankan kekuasaan. Secara general dilakukan untuk kemaslahatan banyak pihak. Namun politik secara sempit bisa diartikan merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan segala cara untuk kepentingan pribadi/golongan .

Teori Machiavelli (Nicollo) ini mewakili gambaran betapa politik bisa digunakan oleh siapa saja dan di mana saja . Termasuk dalam arena balapan. Melihat perkembangannya, terlihat ada unsur pemikiran Machiavelli yang masih relevan dengan konteks negara demokrasi, yaitu, dalam hal bagaimana meraih kekuasaan. Seseorang dapat meraih kekuasaan, menurut Machiavelli apabila dalam dirinya terdapat dua hal, yaitu, keberuntungan (fortuna) dan kecerdikan (virtu).

Keberuntungan menentukan separuh dari dapat diraihnya kekuasaan, separuh lainnya, atau hampir sebanyak itu, ditentukan oleh kecerdikan individu tersebut. Digambarkan olehnya bahwa manusia harus mempersiapkan diri dengan virtunya agar ketika “banjir” keberuntungan itu datang, dia telah siap untuk menghadapinya dan menggunakan keberuntungan tersebut sebaik-baiknya demi meraih kekuasaan.

Siapapun Pebalap itu, di mana dirinya memiliki keberuntungan , bahkan di Sirkuit Valencia yang dibenci Valle46 pun pasti ada keberuntungannya tersendiri. Juga kecerdikan dari masing masing Pebalap untuk menguasai diri sendiri dan menguasai sirkuit arena balapan tentu akan memenanginya terlepas menjadi juara dunia atau tidak . Untuk itu kita tunggu jawabannya Tanggal 8 November 2015 nanti .

Siapa yang menguasainya (fortuna dan virtu) bisa berpeluang menjadi juara dunia.Termasuk peluang kepada Pebalap pebalap Tanah Air untuk Berjaya di masa depan.

 

Tulisan ini didedikasikan kepada Federal Oil untuk kejayaan Pebalap Pebalap muda Tanah Air untuk menjadi Juara Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun