Mohon tunggu...
Yusdin Rukka
Yusdin Rukka Mohon Tunggu... -

Buruh tulis biasa dan Makassar asli. Akun facebook Yusdin Rukka

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peta Kekuatan Lawan Danny Pomanto di Pilwali Makassar

10 November 2017   00:21 Diperbarui: 10 November 2017   00:23 2861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STATUS  sebagai petahana calon wali kota Makassar, tak membuat Ramdhan 'Danny' Pomanto begitu diunggulkan terpilih kembali di Pilwali Makassar 2018 mendatang.

Berbagai pihak memberikan prediksi kalau Danny akan tumbang dalam pertarungan yang diskenariokan bakal berlangsung head to head atau satu lawan satu. Bahkan tidak sedikit pula pihak berani menyebut, Danny tidak akan ikut bertarung lantaran tidak mendapatkan parpol pengusung.

Lantas bagaimana gambaran kekuatan besar yang harus ditaklukkan Danny agar bisa duduk dua periode ?. Berikut hasil penelusuran Sulselekspres.com.

Dijadikan Publik Enemy

Menjatuhkan Danny Pomanto dengan status sebagai petahana bukanlah pekerjaan mudah. Hal itu cukup disadari sejumlah elite-elite yang tidak suka dengan kepala daerah berstatus arsitektur tersebut.

Danny dibanyak elite dijadikan sebagai 'publik enemy' atau musuh bersama dari berbagai  kekuatan kelompok politik. Kondisi hampir serupa yang dialami Ahok di Pilkada Jakarta beberapa waktu lalu.

Langkah pertama yang dilakukan para elite ini adalah menyatukan kekuatan bersama. Membuang segala ego politik untuk berkuasa demi visi bersama, 'Danny Harus Tumbang'.

Upaya penyatuan kekuatan bersama ini cukup terlihat jelas lewat pergerakan dua elite Golkar, Farouk M Betta dan Rahman Pina belakangan ini. Keduanya menjadi figur yang 'mempelopori' pergerakan lawan Danny dengan menemui sejumlah elite hingga pertemuan dengan beberapa figur bakal calon. Gerakan yang kemudian melahirkan simbol salam 'X' atau salam perlawanan.

Beberapa simpul-simpul kekuatan politik kemudian berhasil disatukan. Kekuatan besar mantan mantan Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin (IAS), Kekuatan keluarga Bosowa, hingga kekuatan partai-partai politik seperti Golkar bergabung didalamnya.

Tak terkecuali sebagian kekuatan klan keluarga Yasin Limpo dikabarkan juga ikut didalamnya. Belum lagi adanya kabar keluarga besar Adi Rasyid Ali ikut kecewa lantaran tidak dijadikan wakil.

Munafri Arifuddin sebagai refresentasi keluarga Bosowa, Rahmatika Dewi dari klan keluarga IAS. Adapun Golkar dan partai-partai lain 'Dipaksa' mengalah demi memuluskan langkah menumbangkan Danny.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun