Mohon tunggu...
Yusan Feri
Yusan Feri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menciptakan Keunggulan kompetitif :analisis peran kewirausahaan dan inovasi dalam keberhasilan ruang guru sebagai start-up Edtech

19 Januari 2025   20:03 Diperbarui: 20 Januari 2025   11:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Yusan Feri & Endy Gunanto Marsasi

        Ruangguru adalah perusahaan edtech terkemuka di Indonesia. Didirikan pada tahun 2014 oleh Belva Devara dan Iman Usman, organisasi ini berupaya mengatasi tantangan utama di sektor pendidikan Indonesia, dengan fokus pada kelangkaan instruksi berstandar tinggi dan ketidakadilan keunggulan pendidikan di berbagai bidang. Ruangguru telah unggul dalam mengembangkan ekosistem pembelajaran yang interaktif dan menarik bagi pelajar, yang menampilkan beragam sumber daya pendidikan termasuk tutorial video, praktik penilaian yang komprehensif, dan pelajaran digital yang diajarkan oleh instruktur yang memberikan pengetahuan langsung kepada siswa. Hal ini sejalan dengan konsep yang diutarakan dalam buku Bessant dan Tidd berjudul Innovation and Entrepreneurship bahwa inovasi yang berharga berasal dari kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi prospek dan mengembangkannya menjadi strategi berbasis teknologi yang kompleks.

            Misi Ruangguru adalah menawarkan pembelajaran unggul yang dapat diakses oleh semua orang, di mana saja, dan kapan saja. Sejalan dengan imajinasi ini, Ruangguru berpegang pada prinsip-prinsip seperti keterbukaan, kreativitas, dan dampak sosial. Salah satu contohnya adalah penyediaan sumber daya pendidikan yang disesuaikan untuk peserta didik di daerah terpencil, yang memastikan akses mereka terhadap prospek akademis yang setara. Mengabaikan fakta-fakta ini, Ruangguru membantu para pendidik dengan menyediakan tutorial tentang penggunaan alat peraga pengajaran. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam prosedur belajar mengajar tetapi juga memperkuat seluruh jaringan akademis di Indonesia. Pendekatan semacam itu menunjukkan bahwa inovasi tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan tetapi juga melibatkan perubahan sosial yang nyata seperti yang dibahas dalam

Inovasi dan Kewirausahaan.

            Inilah cara Ruangguru berhasil; dengan memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan masyarakat dan memunculkan ide-ide baru yang hebat untuk membantu kebutuhan tersebut. Ketika pandemi COVID-19 melanda, Ruangguru segera meluncurkan skema pendidikan gratis untuk mendukung banyak siswa yang tidak dapat bersekolah secara langsung dan tatap muka. Langkah ini mencerminkan seberapa jauh perusahaan dapat beradaptasi dan berinovasi dalam situasi sulit, yang penting bagi kewirausahaan inovatif sebagaimana diuraikan oleh Bessant dan Tidd. Menurut Hartono dkk (2021), pandemi telah mengubah kebiasaan konsumsi di Indonesia termasuk beralih ke e-commerce, meningkatnya masalah kesehatan, dan pergeseran tren belanja. Dalam konteks lingkungan Ruangguru, kemampuan beradaptasi ini dapat dilihat melalui taktik mereka yang selalu berhubungan dengan kebutuhan dan keterjangkauan pelajar. Perangkat modern digunakan oleh Ruangguru untuk membantu semua orang belajar. Berkat strategi yang cermat, Ruangguru telah berkembang pesat dalam bidang edtech baik secara regional maupun di seluruh Asia Tenggara. Dengan melakukan banyak peningkatan, telah membantu banyak siswa serta membuat pembelajaran menjadi lebih baik di Indonesia.

Mengembangkan Kasus Bisnis

            Ruangguru memiliki beberapa keunggulan dalam hal berbagai inovasi yang dirancang untuk memenuhi tuntutan pasar pendidikan yang dinamis di Indonesia. Inovasi-inovasi tersebut antara lain pengembangan model bisnis freemium yang cerdas, di mana pengguna dapat mengakses konten dasar secara gratis sementara layanan premium lainnya akan ditawarkan kepada mereka yang bersedia membayar biaya tertentu. Langkah ini mencerminkan pendekatan strategis seperti urgensi membangun kasus bisnis yang tidak hanya menilai kelayakan pasar tetapi juga peka terhadap risiko. Dalam upayanya untuk memastikan bahwa setiap inovasi yang diluncurkan adalah hasil dari analisis kebutuhan pengguna, seperti minat siswa terhadap video berbasis konten dan interaktivitas yang menarik, Ruangguru bekerja keras. Selain itu, melalui iterasi yang berkelanjutan mereka dapat mengurangi risiko bisnis. Hal ini dicapai dengan adanya umpan balik langsung dari pengguna sehingga mereka dapat selalu melakukan perbaikan terhadap inovasi yang ada.

Membangun Kasus 

          Ruangguru melalui penerapan model bisnis freemium. Dalam konteks ini, perusahaan menyediakan akses gratis bagi pengguna untuk menikmati konten dasar yang berharga sementara fitur premium yang lebih canggih dan menarik hanya dapat diakses melalui langganan berbayar. Rencana tersebut ditempa dengan tujuan untuk menarik beragam audiens serta membuka jalan bagi ikatan loyalitas pelanggan yang mendalam, sekaligus menghasilkan aliran pendapatan yang stabil dari penawaran layanan tambahan. Selain itu, strategi ini juga sejalan dengan konsep identifikasi pelanggan-perusahaan (CCI) yang diuraikan oleh Lauda & Gunanto yang menyoroti betapa pentingnya bagi perusahaan untuk menggali lebih dalam nilai dan kebutuhan konsumen untuk memperkuat ikatan yang telah tercipta.

            Proses yang digunakan Ruangguru dalam membangun model bisnis ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang manajemen risiko dan ketidakpastian. Mereka menekankan bahwa risiko inovasi dapat dikurangi dengan melakukan analisis probabilitas teknis dan komersial untuk mencapai keberhasilan. Dalam hal ini, Ruangguru melakukan analisis pasar yang sangat luas yang bertujuan untuk mengungkap kebutuhan mendesak para pelajar serta mengidentifikasi tantangan di sektor pendidikan Indonesia. Melalui pendekatan ini, mereka memastikan bahwa layanan yang ditawarkan tidak hanya ada tetapi juga relevan dan memadai untuk masalah nyata yang dihadapi. Pendekatan berbasis data ini membantu Ruangguru untuk membangun proposisi nilai yang kuat bagi para penggunanya.

            Selain itu, Ruangguru mengambil langkah-langkah dalam mengembangkan business case yang melibatkan pencarian pasar yang menjanjikan dan mengevaluasi peluang strategis. Eric Ries dalam bukunya The Lean Startup menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengembangkan model bisnis secara iteratif dan berdasarkan eksperimen adalah dengan membantu perusahaan menguji berbagai asumsi dan meningkatkan strategi mereka melalui umpan balik dari pasar. Untuk mencapai tujuan ini, Ruangguru merilis fitur-fitur baru satu per satu termasuk gamifikasi pembelajaran yang menarik dan modul penyaringan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ini memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan umpan balik langsung dari penggunanya sehingga mereka dapat meningkatkan produk sebelum meluncurkannya ke publik dalam skala yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun