Mohon tunggu...
Yusak Yokoyama
Yusak Yokoyama Mohon Tunggu... Guru - Guru/SMKN 1 Tana Toraja

Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Asesmen Diagnostik Berdasarkan Minat Peserta Didik Sebelum Memilih Jurusan di SMK

18 April 2023   20:15 Diperbarui: 18 April 2023   20:25 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar dapat memperoleh kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai warga masyarakat. Filosofi inilah yang mengilhami pembelajaran yang berpusat kepada Peserta didik pada kurikulum merdeka saat ini. Pembelajaran yang berpusat kepada Peserta didik adalah pembelajaran yang benar-benar membelajarkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajar mereka dimana guru berperan sebagai penuntun  peserta didik dalam belajar . 

Dalam rangka membelajarkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajar mereka, maka perlu dilakukan asesmen diagnostik terhadap peserta didik sehingga mereka belajar sesuai dengan minat, profil belajar dan kesiapan belajarnya. Khusus di Sekolah Menengah Kejuruan(SMK), Asesmen diagnostik terkait dengan minat sangat penting dilakukan di awal sebelum mereka memilih jurusan pada saat mereka masuk di SMK.

Berdasarkan pengamatan penulis, beberapa kasus yang terjadi bahwa peserta didik baru sadar bahwa mereka tidak belajar sesuai dengan minatnya ketika mereka sudah belajar mata pelajaran kejuruan, sehingga hal ini membuat mereka tidak termotivasi untuk belajar dan mendalami jurusan yang dipilih akibatnya mereka jarang masuk kelas atau bermasalah di dalam kelas. 

Walaupun di kurikulum merdeka di buka peluang untuk berpindah ke jurusan yang diminati setelah ketahuan sudah memilih jurusan yang salah tetapi tentu hal ini perlu mempertimbangkan kuota peserta didik dalam kelas dan rombel yang telah ditetapkan. Selain itu, penulis mendapati beberapa peserta didik yang belum mengetahui apa cita-citanya dan apa yang akan dilakukan setelah tamat dari SMK. Hal ini tentu sangat memprihatinkan karena seharusnya peserta didik yang masuk di SMK sudah jelas arah minatnya dan cita-cita kedepannya.

Karena itu sangat penting sekolah secara khusus atau pemerintah secara umum membuat suatu kebijakan bagaimana mengidentifikasi arah minat peserta didik sebelum merdeka memilih atau ikut seleksi masuk di SMK.  Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan asesmen diagnostik berdasarkan arah minat anak. Jadi sekolah harus menyiapkan instrumen untuk dapat mengukur arah minat anak dan dapat dibagikan kepada calon peserta didik melalui link form atau melalui wawancara langsung. 

Hasil asesmen ini menjadi dasar untuk merekomendasikan calon peserta didik untuk mendaftar pada jurusan berdasarkan hasil asesmen. Banyak anak-anak yang mereka masuk di jurusan tertentu bukan karena minatnya tetapi karena ikut-ikutan atau karena kehendak orang tua sehingga hal ini mempengaruhi proses belajar peserta didik tersebut. 

Proses asesmen juga penting dilengkapi dengan pengenalan tentang jurusan-jurusan yang ada sehingga benar-benar mereka memiliki gambaran yang jelas tentang jurusan yang mereka pilih. Dampak dari Asesmen diagnostik ini adalah peserta didik ketika masuk di SMK benar-benar masuk sesuai dengan minat mereka sehingga tentu akan berpengaruh terhadap motivasi belajar yang lebih baik. Namun perlu juga dipikirkan dan di antisipasi dampak lain yang akan ditimbulkan seperti misalnya ada jurusan tertentu yang mungkin peminatnya berkurang sehingga akan berdampak terhadap jumlah jam mengajar guru pada jurusan tersebut. 

Sehingga menurut penulis, ketika pemerintah sudah meluncurkan tentang merdeka belajar ini, maka pemerintah tidak boleh tanggung-tanggung untuk menghapus sekat yang kemungkinan akan menghambat peserta didik untuk merdeka memilih jurusan sesuai minat mereka. Misalnya dengan tidak membatasi jumlah minimal peserta didik dalam satu kelas di SMK terutama jurusan yang kurang peminatnya. Guru yang terkena dampak dari berkurangnya Jam mengajar bisa mengajar lintas disiplin Ilmu atau tidak mewajibkan guru tersebut memenuhi Jam mengajar 24 jam untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi. 

Satuan pendidikan lebih diberi kemudahan untuk membuka tutup jurusan sesuai dengan pemetaan hasil asesmen peserta didik. Penulis berharap asesmen diagnostik berdasarkan minat bagi anak yang mendaftar di SMK diberlakukan secara Nasional sehingga benar-benar peserta didik dapat belajar sesuai dengan arah minat dan cita-citanya. Sekian Salam Merdeka Belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun