Layang-layang dari Kawasan Pecinan gang Sereh.
Japar sang pelopor
Layang --layang yang kita kenal  sekarang  kemungkinan besar berasal dari  perjalanan sejarah masa perang di Tiongkok,  ada sebuah literatur yang menyebutkan ,Jenderal Han Hsin dari Dinasti Han sengaja menerbangkan layang-layang sebagai patokan ukuran seberapa jauh jarak pasukannya harus menggali terowongan sebelum muncul di kota yang akan diserbu pasukannya Layangan juga berfungsi sebagai  pengukur arah angin , menyampaikan pesan perang, bahkan ada layang-layang dari kulit sapi yang konon bisa mengangkut seorang prajurit dari satu titik lokasi  ke lokasi lainnya.
Akan tetapi bukti  keberadaan layang-layang yang paling tua di dunia justru berasal dari Indonesia, karena ditemukan lukisan layang-layang di gua di Pulau Muna, Sulawesi.
Tapi di luar semua itu kota Bandung memiliki keunikan sendiri karena memiliki satu daerah penjual layang-layang yang tersohor di Indonesia di kawasan gang Sereh,  lokasinya di daerah Pagarsih Bandung. Pusat kejayaan kawasan ini ada di sekitar tahun 80-90an,  ada sekitar  7 toko layang-layang dan hampir semua pemilik toko layang-layang ini adalah keturunan Tionghoa.  Jika kita berjalan  di daerah sentra layang-layang di daerah gang Sereh ini kita akan menemukan bangunan dengan karakter arsitektur khas daerah pecinan.
Pionir toko layang-layang di gg. Sereh adalah toko Japar yang didirikan tahun 1965 oleh Bong Kim Liung (Iking Benyamin). Toko ini berawal dari rumah Iking  di Gg Sereh no 1 A  ini , Iking yang sudah hobi main layangan sudah  bisa membuat  benang layangan dengan bahan gelasan yang bagus kualitasnya, hingga orang-orang  mulai  datang membeli gelasan dari rumah ini yang  dikemudian hari menjadi toko Japar.
Nama Japar sendiri sebenarnya karena kesalahan cetak saat dalam proses perijinan, karena nama yang dikehendaki adalah Jabar.  Namun pada akhirnya kawasan ini  di tahun 90 an malah populer dengan nama Japar
Pasokan layang-layang dari toko Japar ini kebanyakan berasal  pengrajin  dari daerah Cililin dan Cipacing.
Sayangnya perkembangan layang-layang  mulai menurun pada tahun 2014 semenjak munculnya game online dan makin menurun semenjak itu. Pemerintah sebenarnya  turut membantu dengan mempromosikan layangan ke sekolah-sekolah , hingga membuat workshop pembuatan layang-layang hingga lomba mewarnai layang-layang.
Toko Japar saat ini ada di salah satu penghujung jalan di gang Sereh, seolah menjadi kakak tertua dalam barisan toko-toko yang keberlangsungannya ditentukan oleh kepedulian kita semua akan suatu sejarah, Â budaya, dan memorabilia kisah hidup orang Tionghoa di Bandung.
Akiat
Â
Juara Dunia Layang Layang Legendaris.
Saat hanya layang-layangnya yang berkibar tinggi di langit  biru  kota Dieppe,  sebuah kota di pesisir pantai  Perancis , perasaan Akiat pun turut  melambung setinggi layang-layangnya . Akiat merasa seperti dalam mimpi, saat itu ia adalah juara dunia layang-layang dan ia membawa nama Indonesia di ajang yang sangat kompetitif ini.
Akiat , yang bernama lengkap  Lie Fie Kiat lahir 8 Sepetember 1954 dan ia adalah pemain layang-layang  aduan legendaris Indonesia yang memenangkan dua kejuaraan dunia layang-layang tahun 1998 dan 2004 tapi  sayangnya minim publisitas serta penghargaan pemerintah.
Kompetisi layang-layang dunia ini sebenarnya ada dua jenis, Â yang pertama layangan tarik aduan seperti yang sering dijuarai Akiat ini, pemenangnya ditentukan oleh siapa yang memutuskan benang layangan musuh, Â dan yang ke dua adalah lomba layangan hias, pemenangnya ditentukan oleh keindahan layang-layang saat berada di udara.
Lomba layangan aduan ini menarik sekali , karena para peserta diadu  kepiawaiannya dalam mengalahkan layangan lawan , terlebih lagi Akiat dengan tanpa alat bantu  berhasil menang  karena strategi yang didasari oleh insting karena hobi main layang-layangnya dari kecil dan sifat tidak mau kalahnya ini.
Awal keikutsertaan Akiat di kejuaraan internsional karena bakat main layang-layangnya yang unik pada saat ada lomba layang-layang di Jakarta , Â oleh karena itu ia diajak bertarung di kejuaraan dunia, keberangkatannya ini dari kocek sendiri. Seperti layaknya atlet cabang olahraga pada umumnya , ternyata ikut lomba layangan ini perlu latihan fisik seperti lari dan berenang dan itu dijabani oleh Akiat untuk hasil yang terbaik.
Saat ini belum ada orang Indonesia yang bisa menyamai prestasi Akiat , Selain juara dunia di tahun  1998, Akiat juga juara dunia pada tahun 2004. Sebenarnya di tahun 2000 dia nyaris memenangkan lomba namun karena persoalan non teknis dia menempati posisi ke 3,  sifat tidak mau kalahnya ini membuat Akiat berkompetisi kembali di tahun 2004 dan setelah memenangkan kejuaraan dunia Akiat pensiun dari ajang kompetisi dunia ini karena fisiknya sudah tidak memadai lagi untuk persiapan pertarungan lomba ini. Akiat juga dijuluki the killer dalam  kejuaraan yang diikutinya karena satu persatu lawan ditumbangkan dengan cara yang sulit dijelaskan  karena semua berdasarkan insting dan kemampuan otodidak.
Saat ini  Akiat membuka toko di kawasan sentra layang-layang di gang Saleh dengan memakai namanya sendiri dan menjadi supplier layang-layang untuk berbagai daerah di Indonesia dan semoga namanya tidak pernah terlupakan.
Prestasi Akiat
Juara dunia layang-layang 1998, 2004
Juara 3 dunia layang-layang 2000
Juara I Kejuaraan Layang-Layang Eropa 2000
Juara I Kejuaraan Layang-Layang Internasional di Kota Saclay, 1998
Juara I Kejuaraan Layang-Layang Internasional di Kota Saclay, Prancis /
Seputar layang-layang
Insight dari Yuda (Toko Japar)
Dua jenis layang-layang
Layang-layang aduan segi empat
Layang --layang kecil, Â cara mainnya ditarik
Layang-layang besar, Â cara mainnya diulur
Layang-layang hias bentuknya  bisa bermacam-macam
Kertas yang digunakan
Dulu pake kertas  singkong karena  ringan dan tidak gampang sobek  tapi sekarang pakai HVS  jenis MJ 18 gram sd 30 gram
Tali yang dipakai
Gelasan, kenur, senar , nilon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H