Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keringnya Jiwa Telah Terbasahi

23 Juli 2023   23:43 Diperbarui: 23 Juli 2023   23:44 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Paragram

Keringnya Jiwa Telah Terbasahi

Di sudut sebuah tempat suci
dalam khusyu' menyatukan jemari
membentuk mangkok doa terperinci
dalam genggaman harap terpenuhi

Hampir saja bulir bening turun ke pipi
rasanya hanya dia seorang yang begini
merasa berat cobaan menimpa diri
perut kosong dompet tak ada isi

Mengadu kepada sang pemberi rezeki
setetes demi setetes pun sangat berarti
tak banyak pun asal merasa tercukupi
agar tersenyum anak dan istri

Datanglah lelaki perlente menghampiri
menepuk pundaknya buyarkan sunyi
bertambah rasa haru ada yang peduli
berserulah betapa berat cobaan ini

Wahai saudaraku beruntung kau alami
melembutkan hatimu rendahkan diri
hanya di hadapan Allah Maha Tinggi
besar syukurmu itu menginspirasi

Aku bergelimang harta tiada puas hati
sebanyak apapun makin tenggelam ingkari
tercabutnya nikmat syukur menjauhi ilahi
seringkali lupa dzikir rasa tak butuh lagi

Sungguh bahagia orang yang diuji
sebutir nasi sanggup kau syukuri
setetes air minum dinginkan emosi
sehat dan sakit tetap mengabdi

Aku hanya ingin bisa berbagi
tuangkan untukku hikmah ini
keringnya jiwa tidak terbasahi
dalam lautan materi tanpa bertepi

Kedua lelaki itu berpelukan mengamini
jiwa- jiwa yang kering kini tersirami
sedikit pintu dunia bukan hina diri
banyak pintu hanyalah imitasi

Semoga Allah memberkahi
jiwa-jiwa yang kering tiada lagi
bertaut dalam saling mengasihi
kaya miskin sebagai ujian iman sejati

Depok, 23 Juli 2023
--yusfi--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun