Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Ada Api Tak Ada Kehangatan

23 September 2022   08:26 Diperbarui: 23 September 2022   08:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Murianews.com

Tak Ada Api Tak Ada Kehangatan

Tak ada api tak ada santapan hangat
Menghalau lapar menahan dingin
Redakan nyeri menjadi sehat
Apiku biru bersih tercermin

Dulu puluhan pohon terlumat
Nyala merahmu menyentuh ubin
Lekas memasak biaya lebih hemat
Rasa alami tak menghilangkan vitamin

Baca juga: Tak Ada Suara Lagi

Asap mengepul menandai aroma lezat
Meliuk-liuk dihembus semilir angin
Bangunkan lelap menarik nikmat
Lambung meronta ucap ingin

Api kian hari memilah perangkat
Masak kian mudah bertambah rajin
Tabung hijau biru merah bisa kau dapat
Terbentang peluang usaha nan lebih yakin

Dunia menua waktumu terasa singkat
Warta lekas tersebar di belahan bumi lain
Mulai jaman batu kayu logam meningkat
Manusia berakal kian pandai mendesain

Energi bumi lelah terkuras berkeringat
Gas semerbak tak semurah kemarin
BBM naik belanja naik berkali lipat
Beralih ke listrik sangat mungkin

Eloknya dapur bersih panci mengkilat
Tak ada jelaga tangan resik licin
Bisakah memasak lebih cepat
Kompor induksi jadi trade in

Akankah idemu semua ada manfaat
Tidakkah nanti membuat bucin
Sejahterakan sebagian umat
Menyusahkan kaum margin

Tak ada api tak ada rasa hangat
Tetaplah berkepala dingin
Hadirkan rasa hormat
Meski kau tak ingin

Depok, 23 September 2022
-----yusafiati------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun