dulu hidup serba ada itu impian
mudahnya apa yang kau inginkan
siang dan malam datang bergantian
menjumpai dirimu penuh kegembiraan
hari terasa pendek jika bersamamu
cepat berlalu memutus candamu
meninggalkan bulir-bulir rindu
tersisa sabar diri menunggu
pagi yang basah tersiram air hujan
kau telah berkemas untuk perjalanan
aku hanya bisa menatap keheningan
cium tangan terucap doa keselamatan
di wajah ceriamu tersimpan sendu
sesekali ada genangan air matamu
cukuplah jangan ceritakan kepadaku
karna kutahu kisah bahagia impianmu
telah penat jiwamu menahan pilu
tak ingin menambah luka hatimu
sedikit yang bisa aku bantu
usahlah kau menjauhiku
kasih kakak beradik tak terpatahkan
dalam pergolakan dan benturan
menanggung penderitaan
kau pilih jalan kehidupan
kasihmu bersahaja meski berkecukupan
jalan berliku nan panjang ada di hadapan
itulah yang masih harus kau perjuangkan
khawatir tinggalkan anak di kelemahan
saudariku yang penuh perhatian kepadaku
jika kau butuhkan aku jangan kau sungkan
jadikan tulang-tulang sebagai jembatan
jika tiada lagi  sesuatu untuk tambatan
Depok, 5 Juli 2022
----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H