Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kubalut Lukaku dengan Setia

16 Juni 2022   15:10 Diperbarui: 16 Juni 2022   15:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kubalut Lukaku Dengan Setia

ku lihat langit pagi nampak sendu
menatap salut semangat memburu
rapikan tugas sebelum hujan menyerbu
mengapa aku ini hanya duduk termangu
memikirkan derita luka batinku karenamu
masih saja mencari-cari kesalahan dirimu

ya Allah sungguh sia-sia merugilah aku
telah berpuluh kali kau blokir nomorku
berpuluh kali kucoba tuk menyapamu
monolog dalam kalimat membisu
tahukah ini tak lebih hanya rindu
bukan mengikuti hawa nafsu

berupaya membalut lukaku
saat ku harus kehilanganmu
setelah hari bersama berlalu
berkelana melukis wajahmu
sungguh suatu yang tabu
ujung jariku saksi setiaku

rasa malu kian mencibirku
dia tak lagi membutuhkanmu
usai tergulung hasrat bertemu
meski hanya berteman tak mau
meregang kecewa di sudut hatiku
biarlah setia ini kan membalut lukaku

Depok, 16 Juni 2022
-------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun