Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebaik-baik Bekal

5 April 2022   09:04 Diperbarui: 5 April 2022   22:06 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Republiknews

Sebaik-baik Bekal

Saat rezeki lapang senyum mengembang
saat rezeki sempit senyum mengapa sedikit
Rezeki sudah ditakar tak keliru atau tertukar
seberapa besar wadah menampung jumlah

Jalan sulit melilit rasa sakit bagai terjepit
gengsi merasuki menghalangi kran rezeki
akankah terus bertahan hidup kesusahan
terpaku satu jalan meski ada seribu pintu

Jika tak kau ubah nasib pun tiada berubah
bukan semata berkata tapi tiada realita
bersyukur atas nikmat membuat makmur
perbaiki bakti kepada ilahi hidup lebih baik

Jika bekalmu belum cukup usahlah gugup
bahwa apa bekal terbaik akan kau bawa
kini taatlah kepada Allah menjaga amanah
menahan amarah tidak serakah kan berkah

Sebaik-baik bekal hidup adalah bekal taqwa
bukan ukuran kaya tapi rajinlah berupaya
terus ikhtiar wirid diperlancar rajin ibadah sujud syukur wadah besar hasil pun besar

Depok, 5  April 2022

Volume rezeki = p x l x t = usaha ikhtiar x wirid x syukur ibadah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun