Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghilang dalam Keramaian

21 Februari 2022   19:58 Diperbarui: 21 Februari 2022   19:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat dirimu datang candamu menghibur
Belum terasa puas kau pun pamit
Itu biasa kau lakukan
Kau menghilang saat gembira suasana

Kau lain dari yang lain
Saat sepi tak ada berita
Sisa candamu mulai tertimbun
Gersang hati mengharap hadirmu

Tak ada lagi tawa renyahmu
Kau terbaring tak berdaya dalam hening
Hanya tatapan mata kosong nan pilu
Garis senyummu terbias di pipi nan pias

Sahabat, setiap diri sudah divonis akan mati
Setiap yang bernyawa sudah ada ajalnya
Tak usah khawatir saat itu datang
Kudoakan dirimu husnul khatimah

Dukamu bisa kurasakan
Laranu tak sendiri
Sedetik bersamamu sangat berarti
Sebutlah Allah tuhanmu meski di hati

Depok, 21 Februari 2022
.................
Berita duka hari ini menghadap ilahi dengan tenang Slamet Kundaryanto bin Rastum Pudji Rahardjo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun