Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindumu Pun Mengering

17 Februari 2022   23:55 Diperbarui: 17 Februari 2022   23:59 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindumu Pun Mengering

Hujan cukup deras

Menunda kepergianku

Termenung di teras

Kosongkan pikiranku

Hujan reda aku pamit, mas

Tak perlu mengantarku

Relakan aku jangan cemas

Anggukan kepala jawabanmu

Lambaian tanganku tak kau balas

Untuk tersenyum pun tak mampu

Terasa hambar tak berbekas

Kenangan manis bersamaku

Warna warni kembang kertas

Berkerumun kupu-kupu

Romansa cinta tlah kandas

Tenggelam dalam prasangkamu

Enam pekan melintas

Tak ada notif pesan darimu

Manisnya  rindu tinggallah ampas

Membiarkan semua berlalu

Rindumu tlah mengering meranggas

Berserakan kepercayaan kepadaku

Kau bilang aku tak tulus ikhlas

Semua jalan pun menjadi buntu

Depok, 17 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun