Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cukup Tujuh Puluh Dua Jam

4 November 2021   02:16 Diperbarui: 4 November 2021   12:44 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berapa waktumu yang tersisa? (gobagi.com)

Cukup Tujuh Puluh Dua Jam

Jarak yang dekat kian menjauh
Angin menerpa menepis peluh
Nuansa hati tak sejuk tak teduh
Gelisah merayap tak ada keluh
Akal nan sehat pun lelah berlabuh
Nanar mata menjangkau jarak tempuh

Memejamkan mata menghalau pikiran keruh
Empati yang tak lagi tersentuh
Nampak bisu menyusup ke pembuluh
Jiwa nan sepi semakin rapuh
Adakah pelipur diri yang ampuh
Di antara seribu masih ada sepuluh
Iman dan taqwa sebagai penyuluh

Rehatlah diri mengontrol rasa jenuh
Ajak dua hati bersihkan dari angkuh
Carilah jalan keluar tanpa gemuruh
Usailah debat penyulut hati rusuh
Niatkan diri menjalin kasih nan utuh

Cerah ceria menyambut waktu subuh
Ikatan hamba kepada Tuhan untuk patuh
Nyanyian burung kecil indah berparuh
Tujuh puluh dua jam tak ada lagi musuh
Amanah diri bersama iman yang teguh

Depok, 4 Novemberr 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun