Bismillah,
SUUZHAN ANAK Â GADIS
Pagi menurutmu saat nyaman berbaring di tempat tidur lagi
Panggilan emakmu bagai  kaleng kosong berbunyi
Hangat mentari pagi  tak membuatmu beranjak menikmati
Aroma sedap masakan emak setidaknya menerbitkan selera mencicipi
Biar sebentar saja kusumbat telingaku dengan bantal mini
Tunggu mimpiku hepi ending baru puas diri ini
Petuah emak rasanya masih sama setiap hari
Duhai kiranya anak gadis tahu tak ingin kau sia-siakan hari ini
Tergopoh-gopoh sang gadis bangun saat matahari beranjak tinggi
Waduh kesiangan aku, kenapa emak tak bangunkan aku lagi
Tanpa celaan dan hinaan mulut emak masih beristighfar mohon pada Gusti Allah kuatkan diri
Sejenak merenung mengapa anak gadis berkeras hati
Saatnya si emak gadis melepas lelah sambil mengaktualkan diri
Tak lama  teriakan sang gadis diiringi pakaian berhamburan dari lemari
Gerutuan sang gadis bilang Emak emang tak adil, sama adik lebih mengasihi
Adik kaubanggakan sedang aku bodoh, jelek seperti tak berarti
Berulang kali beristighfar dan berujar, berprasangka buruk itu dosa nak  harus kau jauhi
Tak ada berlebihan selain doa terbaik untuk buah hati
Singkirkan pikiran jika nasihat akan mengekang diri berprestasi
Yakinkan seburuk apapun anak adalah permata hati
Sebanyak anak sebanyak itu potongan terbagi
Senyenyak tidurmu sepanjang doa untuk menemani
Selapar-laparnya adalah bagian kesenangan untuk wajahmu berseri
Selelah-lelahnya itu perjuangan yang harus dijalani
Kau akan belajar melakukan jika kini harus dicereweti  Â
Tak dekat tak jauh suatu saat kau bisa mandiri
Emak mana yang tega membiarkan anak tak dibekali
Di depan sana di ujung jalan tak terlihat ujian takkan bertepi
Gadis melembut, menunduk mengucapkan syukur kepada ilahi
Aku amanat dari Tuhan yang emak harus lindungi
Tapi aku berprasangka buruk, takut gagal dan tak percaya diri
Ini tak selamanya, sebaiknya hilangkan keresahan, hilangkan  iri dengki