Shalat bagi orang beriman adalah penyejuk hati. Dengan shalat, mereka bermunajat memohon kepada Allah serta mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam pelaksanaannya, hendaknya shalat dilakukan sesuai tuntunan Nabi, dengan penuh ke-khusyu'an. Gerakan-gerakan yang kita lakukan dalam shalat merupakan bahan atau modal kita menuju khusyuk secara fisik.
 Berikut ini uraian tentang dua anatomi gerakan shalat yakni tentang: (1) Berdiri dalam shalat, dan (2) Gerakan takbiratul-ihram yang dikutip dari buku Mukjizat Gerakan Shalat yang ditulis oleh dr. Sagiran, M.Kes., Sp.B. (2007).
1. Berdiri dalam Shalat
Kita diperintahkan untuk berdiri tegak, simetris antara belahan tubuh kanan dan kiri. Beberapa unsur medis yang dibahas adalah:
a. Titik tumpu berat badan. Berat badan kita menumpu di telapak kaki, dibagi di antara kedua kaki kanan-kiri sama berat. Di telapak kaki terdapat titik-titik refleksi/akupuntur yang sangat penting untuk menstimulasi organ-organ dalam tubuh orang yang shalat. Cara menumpu yang demikian juga akan membuat postur tubuh kita menjadi lurus, serasi, dan tegap.
b. Â Kaki dibuka, tumit membuka ke luar. Jarak yang perlu diperhatikan pada saat berdiri untuk memulai shalat adalah selebar jarak bahu kanan -- kiri. Ini adalah posisi ideal dan stabil.
c. Â Jari-jari menghadap ke arah kiblat. Dengan menghindari kaki yang merapat dan membentuk sudut 45, serta mengusahakan agar mata kaki mengarah ke luar (tumit lebih diregang keluar), maka otomatis kaki akan mengarah searah dengan kita menghadap ke arah kiblat. Dengan kaki diregangkan dan diarahkan sejajar menghadap arah kiblat, maka terjadi penyelarasan, tumpuan berat sementara bergeser ke sisi dalam.
Efek lain dari berdiri tegak yang juga dapat dipertimbangkan adalah tumpuan berat badan yang merata akan membuat kompaksitas susunan tulang-tulang penyangga tubuh menjadi rata. Hal ini dapat bermanfaat bagi penurunan resiko terjadinya patah tulang yang sering terjadi meski hanya diakibatkan karena terpeleset di kamar mandi, turun tangga, dan lain-lain (trivial injury).
"Allah Swt. mengingatkan kita di dalam firman-Nya dalam QS. An-Nisa, 4: 142 yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah Azza wa Jalla kecuali sedikit sekali."
 Â
Salah satu contoh bentuk kemalasan tersebut adalah kaki kanan menopang hampir seluruh berat tubuh, sementara kaki kiri seakan-akan istirahat dari tugas menopang berat badan, atau sebaliknya. Apabila kita perhatikan, orang yang demikian seakan-akan tampak lesu dan  tidak bersemangat dalam shalatnya.
2. Gerakan Takbiratul-ihram
      Gerakan takbiratul-ihram, yakni gerakan memulai shalat pada saat kita mengangkat tangan sedemikian sehingga telapak tangan menghadap kiblat di samping kanan kiri bahu atau wajah kita. Adapun beberapa hal penting yang dibahas adalah:
a. Kata "ALLAHU AKBAR". Seorang ahli psikologi dari Belanda, Professor Vander Hoven (2002) meneliti pada pasiennya maupun orang normal selama 3 tahun tentang  pengaruh membaca Al-Qur'an dan pengucapan berulang-ulang kata "ALLAH". Beberapa pasiennya ada yang non-muslim, beberapa lainnya tidak berbahasa Arab sebagai bahasa ibu, tetapi dilatih untuk dapat mengucapkan kata ALLAH menurut tatacara pengucapan bahasa Arab (ALLOH).
   Hasil penelitiannya sungguh menakjubkan terutama pada mereka yang menderita dejection and tension. Harian Arab Saudi Al-Watan melaporkan bahwa Professor Vander Hoven menyimpulkan bahwa orang muslim yang membaca Al-Qur'an dengan teratur dapat mencegah penyakit psikologis. Professor Vander juga menjelaskan bagaimana setiap huruf dari kata "ALLOH" itu mempengaruhi penyembuhan psikologis.
Ternyata pengucapan kata "ALLOH", tidak pernah dijumpai pada bahasa-bahasa lain di dunia. Secara fisiologis, pengucapan huruf pertama yakni "A" melapangkan sistem pernafasan, berfungsi mengontrol gerak nafas. Kemudian saat mengucap konsonan "L" menurut cara orang Arab dengan lidah tertarik ke langit-langit dan sedikit tergelincir di bagian rahang atas, sejenak tertahan sebelum kemudian mengucapkan bunyi "-LOH" akan membentuk ruang tertentu di rongga mulut.
Jeda yang pendek dan kemudian disusul dengan jeda yang sama secara berurutan ini menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap relaksasi pernafasan. Kemudian, pada pengucapan huruf terakhir "H" membuat kontak antara paru-paru dan jantung dan pada gilirannya kontak ini  dapat mengontrol denyut jantung.
Yang menarik adalah bahwa Professor Vander Hoven bukanlah seorang muslim tetapi tertarik pada ilmu-ilmu Islam dan mencari rahasia-rahasia kitab suci Al-Qur'an.
b. Rongga dada melebar. Pada saat gerakan takbir, bahu terangkat sedikit, tulang-tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan pelebaran rongga dada. Akibatnya, tekanan udara di dalam rongga mengecil dan memudahkan udara nafas masuk dengan cepat.
c. Sekat rongga dada (diafragma) terlatih. Â Pada saat yang sama, kita harus mengucapkan kalimat takbir "ALLOHU AKBAR" padahal dinding dada sedang meregang. Untuk dapat mengucapkan suatu kata, udara harus mengalir keluar guna menggetarkan pita suara, maka tidak lain hal ini hanya bisa dikerjakan oleh sekat rongga badan (diafragma). Benar-benar suatu sinergisme yang rapi dan sangat efektif. Dan tentu saja sinergi ini juga berpengaruh terhadap fungsi-fungsi fisiologis lainnya, karena pasti di otak terjadi asosiasi dan sinkronisasi pusat-pusat pengaturan gerakan dan kerja organ-organ dalam. Subhanallah, sungguh besar kuasa Allah, Swt. dalam pengaturan gerakan-gerakan tersebut.
d. Bagian ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun regional utama bagi peredaran linfe (getah bening) yang merupakan kumpulan dari keseluruhan anggota gerak bagian atas (tangan, lengan bawah, lengan atas, Â dan bahu). Gerakan takbir ini adalah gerakan "active pumping" yang sangat bermanfaat.
Semoga dengan memahami penjelasan medis tentang dua gerakan shalat yakni berdiri dalam shalat dan gerakan takbiratul-ihram akan menambah ke-khusyu'an kita dalam pelaksanaan shalat. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H