Mohon tunggu...
Yusminiwati
Yusminiwati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Langkah besarmu di masa depan dimulai dari langkah kecilmu hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecerdasan Utama Manusia dalam Surah Al-Fatihah

30 Juli 2023   12:47 Diperbarui: 30 Juli 2023   12:54 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surah Al-Fatihah merupakan surah pertama dalam Al-Qur'an. Al-Fatihah berarti pembuka, yaitu pembuka bacaan Al-Qur'an dan pembuka ibadah salat. Sebutan lain untuk Al-Fatihah adalah Ummul-Kitab dan Ummul Qur'an, yang artinya induk Al-Qur'an. Diberi istilah demikian, karena keseluruhan makna Al-Qur'an terangkum dalam kandungan surah Al-Fatihah.

Dilansir dari buku Raih Lima Mukjizat Setiap Hari karya Rajendra Kartawiria (2007), surah Al-Fatihah mewakili Al-Qur'an yang menyentuh seluruh bagian otak dan mengasah semua potensi kecerdasan manusia. Sesuai dengan jumlah ayat surah Al-Fatihah yang tujuh, mengindikasikan adanya tujuh kecerdasan utama manusia, atau yang disebut Quranic Quotient, yaitu:

1.  Kecerdasan Spiritual

     Ayat pertama: Bismillahirrahmanirrahim

     Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang".

     Ayat ini membawa otak untuk berpikir tentang penyebab dari semua kejadian. Segala sesuatu ada penyebabnya dan akar penyebab atas segala yang terjadi adalah Yang Maha. Segala sesuatu yang terjadi adalah disebabkan oleh Allah Swt. dan segala sesuatu yang kita lakukan juga dikarenakan dan ditujukan kepada Allah Swt. Dengan berpikir seperti ini, berarti kita sedang mengasah kecerdasan spiritual.

2.  Kecerdasan Intelegensi

     Ayat kedua: Alhamdu lillahi rabbil'alamin

     Artinya: "Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta".

     Ayat ini membawa otak untuk berpikir bahwa semakin kita mendalami suatu hal, maka kita akan semakin kagum akan kesempurnaan rancangannya. Dalam setiap kejadian ada sunnatullah atau dalam kalimat manusia, ada hukum alamnya. Dan sunnatullah itu bisa kita pelajari. Dengan berpikir tentang kesempurnaan kejadian atau hukum alam semesta berarti kita sedang mengasah kecerdasan intelegensi.

3. Kecerdasan Emosional

     Ayat ketiga: Arrahmanirrahim

     Artinya: "Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".

     Ayat ini membawa otak untuk berpikir bahwa apapun yang diperoleh dalam kehidupan ini ternyata merupakan nikmat, baik yang kita rasakan langsung maupun yang mungkin saja kita rasakan melalui hikmah-hikmah yang kita peroleh dari setiap kejadian. Penciptaan alam semesta adalah semata-mata bentuk rasa kasih sayang Allah Swt. yang melimpahkan nikmat kepada segenap makhluk-Nya. Dengan berpikir tentang limpahan nikmat dan kasih sayang berarti kita sedang mengasah kecerdasan emosional.

4.  Kecerdasan Visi

     Ayat keempat: Malikiyaumiddin

     Artinya: "Yang menguasai hari pembalasan".

     Ayat ini membawa otak untuk berpikir bahwa setiap proses akan mengarah kepada suatu tujuan. Proses alam semesta ini mengarah kepada adanya periode kehidupan setelah periode kehidupan bumi, bintang, dan galaksi saat ini. Tatanan alam saat ini sedang menuju pada kejadian kiamat dan setelah itu adalah pembentukan alam akhirat. Manusia akan terlibat penuh dalam proses ini, karena mereka akan dihidupkan kembali di alam akhirat. Dengan berpikir tentang masa depan alam semesta berarti kita sedang mengasah kecerdasan visi.

5.  Kecerdasan Organisasi

     Ayat kelima: Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in

     Artinya: "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan".

     Ayat ini membawa otak untuk berpikir bahwa setiap makhluk mempunyai akuntabilitas masing-masing, yang meliputi peran, tanggungjawab, dan wewenang dengan segenap peraturan yang harus dipatuhi. Manusia harus patuh pada tatanan yang lebih besar, patuh pada tatanan dasar sosial, patuh pada tatanan dasar alam lingkungan, tatanan bumi. Tatanan bumi pun patuh pada tatanan tata surya, tatanan galaksi, dan alam semesta. Puncaknya, tatatan alam semesta patuh pada kehendak Allah Swt. Jadi, jelas bahwa sikap dan tindakan kita adalah semata-mata adalah pengabdian kepada Allah Swt. dan permohonan pertolongan berpuncak pada Allah Swt. Dengan berpikir tentang kepatuhan serta harapan dukungan dari superior berarti kita sedang mengasah kecerdasan organisasi.

6.  Kecerdasan Kepemimpinan

     Ayat keenam: Ihdinas shirathal mustaqim

     Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus".

     Ayat ini membawa otak untuk berpikir bahwa pertolongan yang kita minta tentu sesuatu yang benar dan baik sesuai tatanan alam semesta. Kita mengharap agar Allah Swt. membimbing semua sikap dan tindakan kita pada koridor yang benar, tidak ada hal yang menyimpang. Tentu saja kita juga harus memimpin jiwa raga kita untuk menjalani hidup sesuai petunjuk yang diberikan Allah Swt. Dengan berpikir seperti ini, berarti kita sedang mengasah kecerdasan kepemimpinan.

7.  Kecerdasan Interaksi Sosial

     Ayat ketujuh: Shirathal ladzina an'amta alaihim ghairil magdhubi alaihim wa ladh dhallin

     Artinya: "(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".

     Ayat ini mendorong otak untuk berpikir bahwa ada tiga pilihan hidup bagi manusia. Pilihan yang terbaik adalah bahwa apapun yang telah diperoleh, yang sedang dijalani, dan yang akan dilakukan dalam kehidupan ini, semuanya harus diterima sebagai anugerah nikmat.

     Salah satu contohnya, hal yang kita sukai harus kita syukuri. Kemudian jika saat ini ada hal yang tidak disukai kita harus belajar mengambil hikmahnya sehingga dapat melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lain, bahwa ternyata hal tersebut ternyata patut disyukuri.

     Ayat ini juga menunjukkan bahwa tidak semua manusia tahu, tidak semua orang mau dan mampu untuk menikmati hidup dengan penuh rasa syukur. Kita hidup berdampingan dengan tipe-tipe orang yang berbeda-beda. Dengan berpikir seperti ini, berarti kita sedang mengasah kecerdasan interaksi sosial.

Surah Al-Fatihah akan bermanfaat apabila saat membacanya kita hayati maknanya. Ketujuh kecerdasan tersebut yang terdapat dalam tujuh ayat surah Al-Fatihah harus diasah secara seimbang agar pemahaman dan pencarian solusi atas suatu persoalan menjadi lebih jelas/mudah dimengerti. Semoga dengan penjelasan di atas semakin menambah iman dan wawasan kita. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun