Setelah dilanda krisis selama pandemi, tampaknya sektor pariwisata perlahan mulai pulih kembali.Â
Sebagai orang Indonesia tentu kita seharusnya berwisata ke dalam negeri dulu daripada ke luar negeri. Dari Sabang hingga Merauke, terhampar keindahan alam yang telah dihadirkan oleh Sang Pencipta.Â
Beraneka ragam budaya dari tiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Inilah potensi wisata yang dimiliki oleh negeri kita tercinta.Â
Kegiatan Festival Kreatif LokalÂ
Adira Finance berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (KemenparekrafRI) mengadakan Festival Kreatif Lokal yang berlangsung dari bulan Agustus hingga bulan November 2022.Â
Festival Kreatif Lokal merupakan salah satu dari program CSR Tahunan Adira Finance yang bertujuan memberdayakan ekonomi lokal di seluruh pelosok Nusantara.Â
Ada beberapa kegiatan Festival Kreatif Lokal, yaitu Desa Wisata Kreatif, di mana para pelaku ekonomi kreatif di destinasi wisata diberikan pendampingan dan pengembangan agar dapat memberikan paket wisata yang menarik. Kedua, Jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara, merupakan kegiatan berkendara oleh komunitas bermotor untuk mempromosikan potensi wisata dan ekonomi kreatif desa melalui media sosial.Â
Dan kegiatan terakhir adalah Festival Pasar Rakyat, yaitu kegiatan pemberdayaan, edukasi, kesenian dan budaya untuk mendukung adanya pasar rakyat dan pelaku ekonomi kreatif UMKM.Â
Pada tahun ini, Festival Kreatif Lokal diadakan di 5 desa wisata, yakni Desa Saung Ciburial, Garut, Jawa Barat, Desa Karanganyar, Jawa Tengah, Desa Rejowinangun, DIY, Desa Sanankerto, Malang, Jawa Timur dan Desa Carangsari, Kabupaten Badung, Bali.Â
Desa-desa yang dipilih tadi memiliki kriteria pendukung menjadi Desa Wisata Ramah Berkendara. Kriteria pendukung itu adalah jalan beraspal, penerangan lalu lintas, adanya SPBU, dan bengkel otomotif. Serta tersedianya tempat wisata, akomodasi, pelaku ekonomi kreatif dan pengelola wisata.Â
Mengenalkan Keindahan Desa Wisata Kepada Dunia
Berkat adanya Festival Kreatif Lokal ini, diharapkan ekonomi Indonesia kembali bangkit. Masyarakat desa yang cenderung mencari pekerjaan di kota sekarang bisa menggali potensi ekonomi desanya sekaligus mempertahankan tradisional dari nenek moyang.Â
Tarian Edan-edanan Nirbaya misalnya. Tarian asal Yogyakarta ini memang memiliki gerakan berlebihan seperti orang gila, namun dibalik itu ada maknanya simbolis. Tarian ini biasanya ditampilkan sebagai hiburan saat prosesi pernikahan memiliki makna menolak bala.Â
Masyarakat juga tak perlu jauh-jauh jika ingin pergi berwisata. Cukup di dalam negeri, di daerah terdekat dengan tempat tinggalnya. Pulang berwisata pikiran jadi segar, wawasan budaya bertambah, serta memberikan kontribusi untuk mempertahankan sektor ekonomi bangsa.Â
Semoga ke depan Festival semacam ini terus diadakan agar Indonesia makin kuat dan masyarakat makin mengenal destinasi wisata di negeri sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H