Mohon tunggu...
Yustrini
Yustrini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis juga di www.catatanyustrini.com

Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bisnis Rokok Ibarat Dua Sisi Mata Uang

26 September 2019   12:30 Diperbarui: 16 April 2021   19:03 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara dari segi kesehatan, asap rokok sangatlah berbahaya jika dihirup terus-menerus setiap hari. Kebanyakan dari pasien kanker yang pernah kos di rumah ibu saya, rata-rata keluarga atau orang-orang di lingkungannya merupakan perokok berat. Mendiang ayah saya juga meninggal akibat sakit paru-paru. Sakit ini didapat karena beliau menjadi perokok pasif di tempat kerjanya yang kebanyakan di situ adalah perokok berat. 

Bayi yang dikandung oleh ibu hamil dengan lingkungan perokok juga beresiko lahir cacat karena asupan gizi dan pertumbuhan janin terhambat akibat kandungan nikotin yang dihirup oleh sang ibu. Seorang ibu perokok juga beresiko melahirkan bayi dengan berat badan kurang dan gangguan penyakit yang lain. Asap rokok juga bisa menyebabkan kematian mendadak pada bayi. 

Merokok juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti terkena penyakit jantung, diabetes, kemandulan, stroke, kanker, paru-paru dan penuaan dini pada perokok dalam jangka waktu yang lama. 

Selain bahaya kesehatan di atas, asap rokok juga menyebabkan polusi udara dan puntung rokoknya juga berbahaya. Karena bahan filter rokok  yang terbuat dari plastik yang disebut selulosa asetat membutuhkan waktu 10 tahun untuk dapat diurai. 

Puntung rokok yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan kebakaran jika ternyata puntung rokok tadi masih ada bara api yang menyala. Percikannya saja dapat menyebabkan baju berlubang terlebih pada benda yang mudah terbakar seperti bensin, daun atau kayu kering saat musim kemarau seperti ini. 

Sumber referensi:
kompas.com [1]
kompas.com [2]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun