Mohon tunggu...
MOCHAMMAD ALTHOF FARISY
MOCHAMMAD ALTHOF FARISY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masiih Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Tersembunyi: Membedah Plagiarisme dalam Penulisan Akademis

15 Juni 2024   14:15 Diperbarui: 15 Juni 2024   14:35 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain menggunakan teknologi, pendidikan tentang etika penulisan dan konsekuensi plagiat juga sangat penting. Institusi akademis perlu memberikan pelatihan yang memadai kepada mahasiswa dan staf untuk memastikan pemahaman yang kuat tentang pentingnya integritas akademik.

Promosi budaya akademik yang berpusat pada integritas dan kejujuran juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan di mana plagiat tidak diterima. Kolaborasi antara institusi akademis, penerbit, dan lembaga pendanaan juga penting dalam memerangi plagiat, dengan fokus pada pengembangan pedoman dan standar yang jelas serta penguatan mekanisme untuk mendeteksi dan menindak pelanggaran etika penulisan.

Dalam menghadapi tantangan plagiat, tidak ada solusi instan. Namun, dengan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan pendidikan, teknologi, penegakan hukum, dan kerjasama antar lembaga, kita dapat membangun lingkungan akademis yang lebih jujur, transparan, dan berintegritas. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat melindungi integritas penelitian dan publikasi ilmiah, serta memastikan bahwa penulis yang jujur dan berbakat dihargai dan dihormati.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

·  Roig, M. (2017). Avoiding plagiarism, self-plagiarism, and other questionable writing practices: A guide to ethical writing. Harvard University Press.

·  Park, C. (2003). In other (people's) words: plagiarism by university students--literature and lessons. Assessment & Evaluation in Higher Education, 28(5), 471-488.

·  Pecorari, D. (2003). Good and original: Plagiarism and patchwriting in academic second-language writing. Journal of Second Language Writing, 12(4), 317-345.Top of Form

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun