Mohon tunggu...
Akhmad Faishal
Akhmad Faishal Mohon Tunggu... Administrasi - Suka nonton Film (Streaming)

Seorang pembaca buku sastra (dan suasana sekitar) yang masih amatiran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyadari Keberadaan Perpustakaan Nasional

15 Agustus 2019   10:07 Diperbarui: 15 Agustus 2019   10:44 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita seharusnya menertawakan kebenaran dan bersimpati juga berempati terhadap kesalahan atau kekeliruan sehingga masyarakat tidak malu jika telah melakukan kesalahan. Dengan demikian mereka akan berani memperbaiki kemampuan diri bukan malah melawan dan mempertahankan pendapat agar tidak malu atau kehilangan muka.

Literasi sangatlah diperlukan dan diperdalam. Namun, karena adanya penutupan paksa kran ilmu pengetahuan oleh golongan tertentu dan diamnya simbol gudang ilmu pengetahuan (perpustakaan), maka tak heran kalau masih banyak masyarakat yang belum tercerahkan. Apalagi, jika perpustakaan terutama perpusna hanya melakukan kewajiban administrasi yang tak ubahnya menjaga seorang perempuan tua agar tidak roboh ketika berdiri.

Lantas, jadilah perpustakaan nasional sebagai seorang perempuan yang awet muda sebagaimana aktris-aktris yang masih memperlihatkan kecantikan luar biasa diumur yang tak lagi muda. Dan ia pasti berolahraga, melakukan perawatan alami yang terus memperbarui sel darah marah agar tak cepat menua. Perpustakaan harus sensitif dan berlari kesana-kemari, memberikan berbagai referensi mengenai bacaan bagus, giat mengumbar diri ke media massa dan lain sebagainya agar tindakan razia buku tidak terjadi lagi.

Dan yang penting menggandeng erat kepada lapak sederhana yang semangat untuk menyebarkan literasi karena ada insiden razia Vespa Literasi. Ayolah perpustakaan nasional jangan hanya diam. Jangan karena terlalu bangga gedung tinggimu lantas mengacuhkan pejuang-pejuang literasi itu! Kalau demikian terus seperti itu, fungsi kalian ada itu untuk apa?! Ada untuk dilupakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun