Mohon tunggu...
Akhmad Faishal
Akhmad Faishal Mohon Tunggu... Administrasi - Suka nonton Film (Streaming)

Seorang pembaca buku sastra (dan suasana sekitar) yang masih amatiran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Yuk, Semua Korupsi

3 Oktober 2017   17:28 Diperbarui: 3 Oktober 2017   17:48 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bukan begitu, bro.. saat ini kita memang tidak butuh duit karena kita masih diberi duit oleh ortu. Tapi, kita harus belajar mengelola duit sendiri, kita sudah bekerja keras untuk dapat duit. Ayolah, kita kembangkan lagi,"

"Bangsat...! Banyak bacot lu, ya" tak sadar kepalan tanganku masuk ke pipinya

Kejadian ini terekam dalam otakku dengan jelas sekali. Aku dilerai oleh Ganang dan Krimbul. Saat itu juga aku minta maaf kepadanya tapi dia menampik tanganku. Aku paham dan maklum. Dia pulang dengan air mata membasahi pipi, menangis karena pukulanku atau mungkin menangis karena pendapatnya tak diterima olehku. Entahlah.

Malam hari itu, rasa bir hitam agak sedikit berbeda, biasanya dilidahku terasa seperti teh tanpa gula tapi sekarang, pahit sekali. Seperti jamu yang membuat perutku merasa enek. Tapi aku adalah Parno yang sekali minum tak akan berhenti sebelum tepar. Bangkee...!!!

*****

Nah, sekarang kau tahu kan, bagaimana aku dulu. Kau mungkin, akan menangkap inti cerita bahwa aku adalah orang yang santai tapi tidak sabaran dalam adu bacot. Tapi sekarang berbeda, ide kawanku, si Juan, tentang mengkorupsi itu benar sekali. Jitu. Saat ini, aku selalu mengkorupsi uang-uang yang kudapatkan, kuambil sedikit dan kutanamkan (investasi) ke tempat-tempat yang 'basah' serta kudepositokan ke Bank.

Nah, disini, aku mengajak kalian untuk ayo korupsi uang-uang yang kita dapatkan. Jangan ragu. Kau, kalau punya menerima sesuatu yang berlebihan, sudah korupsi aja. Punya duit lebih, korupsikan. Punya waktu lebih korupsikan. Punya istri lebih, hhmmm, tergantung kau ingin korupsikan atau ga, yang pasti jika kelebihan jangan diambil sendiri dan dikembalikan tapi investasikan. Hahahahgz..

Para pejabat masa kini itu, memang bodoh-bodoh. Kalau sudah dapat terus disimpan, mengapa tak langsung di investasikan saja? Masalah administrasi atau laporan pertanggungjawaban, kan bisa diatur. Ssst... aku punya informasi yang entah benar atau tidak, apa memang para anggota legislatif saat menerima pertanggung jawaban dari perusahaan negara, didalam dokumen yang disertakan ada kunci rumah? Mobil atau yang lain? Apa ini bentuk suap? Jika iya, aku tentu tak mendukungnya, lho.. yang aku dukung itu korupsi saja. Toh, itu cuma omong kosong belaka.

Tapi ya memang ada-ada saja, perilaku pejabat saat ini. Apa begitu pengen hidup sejahtera secara terus-menerus? Ya tentu donk, tapi kalau mati kan dikubur pakai tanah. Ya, itu poinnya sebelum makan dan terbiasa dengan tanah, nikmati dulu hidup ini, wanita-wanitanya, fasilitas-fasilitasnya, mobil-mobilnya, air dan lainnya. Nikmat, lho, aku yang dulu berangan-angan seperti ini, sampai sekarang pun masih berangan-angan. Iya, berangan-angan untuk jadi seperti raja yang dilayani selir dan pembantu-pembantunya.

Kalau aku bertemu Juan, aku ingin mencium kakinya. Hidup dia sekarang seperti apa, ya? Aku cuma pengusaha warung kopi yang memberi kenikmatan hidup bagi mereka yang suka membaca buku. Ah, seruput kopi ini memang mmembuatku mengingat kembali kenangan masa lalu yang suram, kenangan masa lalu yang menjadi cikal bakal kita sekarang. 

Sekarang, aku tidak ragu lagi untuk tidak korupsi, aku korupsikan apa yang kudapat dan ku bagi-bagikan ke masyarakat yang membutuhkan. Aku, sekarang tak butuh Bank dan tak butuh apapun, aku Cuma butuh doa dan tempat yang lapang. Karena, ngeri siksaan neraka, aku tahu itu karena aku saat ini sedang baca buku "Siksaan Neraka" sambil menyeruput kopi susu dan merenung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun