Mohon tunggu...
yurnaldi panduko rajo
yurnaldi panduko rajo Mohon Tunggu... -

menulis telah mengantarkannya menjelajah dunia imajinasi, dunia maya, dunia kata-kata, dan dunia nyata --dari benua Asia, Eropa, Afrika, hingga Australia. bersama sastrawan Hamsad Rangkuti, mengikuti pertemuan penulis dunia di Inggris, 2004. telah menulis dan mengeditori sejumlah buku. juga telah memberikan pelatihan kepada ribuan calon wartawan, wartawan, sarjana, mahasiswa, siswa, pejabat humas/public relation.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mari Nikmati Pesona Alam, Seni Budaya Negeri Sikerei Mentawai

8 Juli 2017   23:48 Diperbarui: 27 Juli 2017   10:35 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah resort yang selalu dipenuhi wisatawan mancanegara yang khusus menikmati gelombang samudera hindia di wilayah Mentawai untuk berselencar. (Foto Yurnaldi)

menjaring bibit-bibit pemanah tradisional yang andal yang bisa menjadi cikal bakal atlet panah nasional.

Karena itu, peserta terbuka bagi siapa saja. Bahkan pihak panitia juga mengundang atlet panahan nasional dan provinsi di Indonesia untuk berpartisipasi, uji nyali memanah dengan alat panah tradisional khas Mentawai.

Didampingi Kabid Pemasaran Aban Barnabas Sikaraja dan Kasi Sarana Promosi Kepariwisataan,  Kepala Dinas Pariwisata Pemudan dan Olahraga Desti Seminora menambahkan, pada Festival Panah Tradisional Mentawai  juga akan ditampilkan tarian Mentawai oleh Sikerei dan bazar cendera mata serta kuliner khas Mentawai.

Desti Seminora dengan Sikerei, Ahli Pengobatan Suku Mentawai. Sikerei juga punya keahlian memanah, dan kepiawaian memanah ditandai dengan tato binatang hasil buruan. (foto Edy Utama)
Desti Seminora dengan Sikerei, Ahli Pengobatan Suku Mentawai. Sikerei juga punya keahlian memanah, dan kepiawaian memanah ditandai dengan tato binatang hasil buruan. (foto Edy Utama)
"Jadi ini kesempatan langka bagi wisatawan untuk menambah pengetahuan dan menikmati seni-budaya dan keindahan alam Mentawai, khususnya Pulau Siberut yang menjadi paru-paru dunia dengan jenis kera endemik seperti joja, bokkoi, simakobu, dan beragam jenis hutan yang asri dan lestari di kawasan Taman Nasional Siberut Selatan," kata Desti Seminora.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun