Bilou atau Siamang Kerdil (Hylobates klossii). Ciri-ciri yang khas adalah bunyinya. Bunyi bilou paling indah di antara jenis-jenis monyet lainnya di dunia dan sering terdengar dari hutan di waktu subuh.
Pulau Siberut juga mempunyai binatang endemik yang lain, termasuk bermacam-macam tupai, musang, dan tikus. Pada tahun 1978 WWF menemukan dua jenis baru. Namun ilmu pengetahuan mengenai mamalia yang kecil ini masih kurang. Sampai sekarang lebih dari 150 jenis burung telah dicatat di Siberut, termasuk sejenis burung hantu yang endemik (Otus mentawai).
"Kelompok burung di Siberut sangat berbeda dengan yang berada di daratan Sumatera. Untuk kelompok binatang reptilia (ular, kadal, dan kura-kura), amfibi (kodok, katak), dan serangga-serangga masih banyak yang tidak diketahui. Ada peluang besar untuk melakukan penelitian di Siberut," papar Sugeng.
Bagi petualang, peneliti, atau wisatawan, hutan Mentawai sungguh menarik dan menantang. Â Â Â Â
Pasir Putih dan Ombak Kelas Dunia
Sebagai daerah kepulauan dengan panjang garis pantai mencapai 758 km, Mentawai menjadi surga wisata dunia karena pantainya yang berpasir putih dan kawasannya tidak sepadat Bali. Jika dicermati situs-situs dan majalah luar negeri, banyak wisatawan dan peselancar kelas dunia yang berkomentar bahwa obyek wisata Mentawai dengan tujuh ikon dunia jauh lebih spektakuler dari Bali.
Siang itu, panas terik sekali. Sebuah kapal mewah asing sedang terapung-apung di sekitar Pulau Karangmajat, Kecamatan Siberut Selatan. Kapal mewah itu dilengkapi speedboat dan jetsky. Sekitar ratusan meter dari situ, sejumlah turis tengah menikmati gulungan ombak setinggi 3-4 m dan beningnya air laut yang menampakkan keindahan terumbu karang.
Berjam-jam mereka menikmati "surga" laut Mentawai di kawasan pulau berpasir putih yang hening dan tidak ada masyarakat yang bermukim di situ. Mereka menunggu giliran ombak yang bisa membuatnya bisa melakukan gerakan-gerakan atraktif di papan selancar. Bayangkan, mereka bermain di dalam gulungan ombak. Ombak habis, mereka kembali berenang di atas papan selancar ke titik ombak mulai menggulung.
Tidak hanya di Pulau Karangmajat. Di kawasan Pulau Nyangnyang, Pulau Botik, Pulau Mainuk, dan Pulau Masilok, sejumlah peselancar asing lainnya juga tengah bercumbu dengan ombak Mentawai yang sudah tersohor ke mancanegara. Ketika merasa lapar dan beristirahat, mereka naik ke kapal. Setelah itu, mereka berselancar lagi. Mereka melakukannya tidak cukup sehari, tapi berhari-hari. Semua keperluan logistik tersedia di kapal, termasuk penginapan.