Mohon tunggu...
yurnaldi panduko rajo
yurnaldi panduko rajo Mohon Tunggu... -

menulis telah mengantarkannya menjelajah dunia imajinasi, dunia maya, dunia kata-kata, dan dunia nyata --dari benua Asia, Eropa, Afrika, hingga Australia. bersama sastrawan Hamsad Rangkuti, mengikuti pertemuan penulis dunia di Inggris, 2004. telah menulis dan mengeditori sejumlah buku. juga telah memberikan pelatihan kepada ribuan calon wartawan, wartawan, sarjana, mahasiswa, siswa, pejabat humas/public relation.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mentawai, Surga Wisata Dunia dengan Tujuh Ikon

8 Juni 2016   12:11 Diperbarui: 8 Juni 2016   21:22 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan disuguhi kesenian budaya Mentawai menyambut GMT di Desa Silabu. (Foto Yurnaldi)

Bilou atau Siamang Kerdil (Hylobates klossii). Ciri-ciri yang khas adalah bunyinya. Bunyi bilou paling indah di antara jenis-jenis monyet lainnya di dunia dan sering terdengar dari hutan di waktu subuh.

Pulau Siberut juga mempunyai binatang endemik yang lain, termasuk bermacam-macam tupai, musang, dan tikus. Pada tahun 1978 WWF menemukan dua jenis baru. Namun ilmu pengetahuan mengenai mamalia yang kecil ini masih kurang. Sampai sekarang lebih dari 150 jenis burung telah dicatat di Siberut, termasuk sejenis burung hantu yang endemik (Otus mentawai).

"Kelompok burung di Siberut sangat berbeda dengan yang berada di daratan Sumatera. Untuk kelompok binatang reptilia (ular, kadal, dan kura-kura), amfibi (kodok, katak), dan serangga-serangga masih banyak yang tidak diketahui. Ada peluang besar untuk melakukan penelitian di Siberut," papar Sugeng.

Bagi petualang, peneliti, atau wisatawan, hutan Mentawai sungguh menarik dan menantang.        

Pasir Putih dan Ombak Kelas Dunia

Sebagai daerah kepulauan dengan panjang garis pantai mencapai 758 km, Mentawai menjadi surga wisata dunia karena pantainya yang berpasir putih dan kawasannya tidak sepadat Bali. Jika dicermati situs-situs dan majalah luar negeri, banyak wisatawan dan peselancar kelas dunia yang berkomentar bahwa obyek wisata Mentawai dengan tujuh ikon dunia jauh lebih spektakuler dari Bali.

Siang itu, panas terik sekali. Sebuah kapal mewah asing sedang terapung-apung di sekitar Pulau Karangmajat, Kecamatan Siberut Selatan. Kapal mewah itu dilengkapi speedboat dan jetsky. Sekitar ratusan meter dari situ, sejumlah turis tengah menikmati gulungan ombak setinggi 3-4 m dan beningnya air laut yang menampakkan keindahan terumbu karang.

Berjam-jam mereka menikmati "surga" laut Mentawai di kawasan pulau berpasir putih yang hening dan tidak ada masyarakat yang bermukim di situ. Mereka menunggu giliran ombak yang bisa membuatnya bisa melakukan gerakan-gerakan atraktif di papan selancar. Bayangkan, mereka bermain di dalam gulungan ombak. Ombak habis, mereka kembali berenang di atas papan selancar ke titik ombak mulai menggulung.

Tidak hanya di Pulau Karangmajat. Di kawasan Pulau Nyangnyang, Pulau Botik, Pulau Mainuk, dan Pulau Masilok, sejumlah peselancar asing lainnya juga tengah bercumbu dengan ombak Mentawai yang sudah tersohor ke mancanegara. Ketika merasa lapar dan beristirahat, mereka naik ke kapal. Setelah itu, mereka berselancar lagi. Mereka melakukannya tidak cukup sehari, tapi berhari-hari. Semua keperluan logistik tersedia di kapal, termasuk penginapan.

Wisatawan berangkat untuk surfing di Silabu, Mentawai. (Foto Yurnaldi)
Wisatawan berangkat untuk surfing di Silabu, Mentawai. (Foto Yurnaldi)
Mentawai sudah cukup dikenal para peselancar dunia. Setidaknya terbukti dengan menjamurnya situs internet asing yang mengungkap keindahan dan keeksotikan wisata Mentawai.

Hampir di semua pulau di Mentawai pantainya berpasir putih. Ini di Pulau Awera, Kecamatan Sipora. (Foto Yurnaldi)
Hampir di semua pulau di Mentawai pantainya berpasir putih. Ini di Pulau Awera, Kecamatan Sipora. (Foto Yurnaldi)
Tahun 2015, menurut Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Desti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun