Surabaya, [21 Juli 2024] --Game Edukatif Berbasis Kesenian Musik Jawa: Inovasi Mahasiswa UNESA Atasi Diskalkulia
Diskalkulia merupakan gangguan belajar yang menyebabkan kesulitan dalam memahami konsep matematika, dialami oleh 3-14% anak usia sekolah dan sering terjadi pada anak dengan ADHD, dengan prevalensi mencapai 15% hingga 44% (Fakhriya,2022). Kesulitan ini berdampak pada prestasi akademik, pilihan karir masa depan, dan kemampuan bersaing di dunia luar yang semakin kompetitif.
Pernahkah terpikir bahwa game musik Jawa bisa menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan belajar matematika? Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Surabaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merespons tantangan ini dengan menciptakan game edukatif yang unik untuk mengatasi diskalkulia. Dengan memadukan teknologi audio-augmented reality (AR) dan kesenian musik Jawa, mereka menghadirkan metode pembelajaran matematika yang interaktif dan menyenangkan.
"Kami mengembangkan game edukatif ini karena melihat banyak anak sekolah dasar yang mengalami diskalkulia, akan tetapi belum ada penelitian yang menggunakan teknologi untuk mengatasi masalah ini," ujar Nova Febrian Alfianita, ketua tim.
Konsep Game yang Revolusioner
Game ini mengajak anak-anak menyelesaikan misi dan tantangan matematika seperti menghitung, membandingkan bilangan, dan memecahkan soal cerita, dengan musik jawa sebbagai latar belakang yang menarik. Fitur pre-test, treatment, dan post-test memungkinkan deteksi lima kategori diskalkulia : diskalkulia kualitatif & kuantitatif, diskalkulia verbal, diskalkulia intermediate, diskalkulia indiagnostik, dan diskalkulia operasional. Setelah deteksi, siswa diberikan soal-soal yang membangun pemahaman dan diakhiri dengan post-test untuk mengevaluasi kemajuan mereka.
"Game Ethno Brain memiliki fitur pre-test untuk medeteksi jenis diskalkulia, treatment untuk membangun pemahaman, dan post-test untuk mengevaluasi hasilnya," tambah Fadilla Afsari, anggota tim.
Potensi Game Edukatif
Game edukatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi diskalkulia di Indonesia, serta menjadi alternatif pembelajaran matematika yang lebih menarik bagi anak-anak. Inovasi ini juga selaras dengan komitmen UNESA untuk mendukung pengembangan kreativitas mahasiswa dan inklusivitas dalam pendidikan melalui program UNESA-DIMETRIC (Disability Inclusion Metrics).