Mohon tunggu...
Yurisqi Mukdisari
Yurisqi Mukdisari Mohon Tunggu... Lainnya - INFJ-T

Branding myself has become what you think right now, but my writing never lies.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sial

22 Januari 2025   12:24 Diperbarui: 22 Januari 2025   12:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutulis dalam keadaan lapar

Dalam dan kuatnya senyap yang mulai menggertak kencang

Apa ini yang disebut buas? 

Tak tahan pada gemerlap yang menyombongkan 

Kata yang mulai menari-nari, menjerat dalan sunyi

Dalam dorongan lidah yang sudah kelu, beradu dengan peluh

Aku ingin merobohkan jiwa, yang dari tadi mencuri cela

Antara aku dan dia, sudah tak ada muka 

Biarlah menjadi satu dalam peluru mega

Menerjang dan menghunus luka

Bayangku sudah terlalu remuk, 

Mustahil hari ini tak binasa

Menunggu namun tak kunjung reda

Kuseret lamunanku pada api yang kejam

Kuteguk dalam, panasnya memabukkan

Ah sudahlah, 

Meski mematikan namun terus menjerat senang

Aku pun kembali mengulang

Sial

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun