Mohon tunggu...
Yurisqi Mukdisari
Yurisqi Mukdisari Mohon Tunggu... Ilmuwan - ENFJ-T

Branding myself become what you think right now, but writting never lies.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Buku Pasar Kenari, Surga Pecinta Buku dengan Konsep"Kekinian"

21 Agustus 2019   17:41 Diperbarui: 21 Agustus 2019   18:01 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari ramainya twitter dan pesan berantai mengenai wisata buku di daerah Jakarta Pusat. Saya pun penasaran untuk datang, kebetulan lokasinya berada di samping kampus tercinta. Wisata buku ini berada di lantai 3 Pasar Kenari, Salemba. 

Para penjual buku disini adalah pindahan dari kios di Kwitang dan Pasar Senen. Kawasan ini diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sejak April 2019, namun dikarenakan belum banyak yang mengetahui, wisata buku ini masih sepi pembeli. Begitulah kurang lebih isi pesan berantai yang Saya terima.

Sebenarnya sudah lama sekali Saya mencari tempat yang nyaman untuk sekedar duduk membaca buku, belajar, maupun mengerjakan tugas. Di kampus Salemba sendiri jarang sekali ada tempat duduk-duduk. 

Ya jika dibandingkan dengan kampus Saya sebelumnya yang berada di Bogor, rindang pepohonan, dan banyak tempat untuk duduk-duduk mengerjakan tugas, bahkan sampai bisa gelosor-gelosor. 

Karena itu ketika menemukan tempat membaca dekat kampus dengan suasana yang sangat menyenangkan. Bak air dingin menyiram tenggorokan yang kehausan. Jiah lebay hehe

dokpri
dokpri
Ketika Saya sampai di Pasar Kenari, terlihat cat gedung yang bergambar rak buku. Terpasang spanduk yang menuliskan wisata buku terletak dilantai 3, buka setiap hari dari jam 9 pagi hingga 8 malam. Awalnya Saya sempat kaget, karena di lantai satu pertokoannya menjual alat-alat listrik semua. 

Mayoritas ramai bapak-bapak, mas-mas, akang-akang, dan sekaumnya deh. Karena Saya datang sendiri jadilah bulan-bulanan cat calling. Untungnya tangga tidak terlalu jauh dari pintu masuk. Lurus sedikit letaknya pas di pojok. Selantai, dua lantai tidak ada tanda-tanda menjual buku. 

Ketika Saya naik sampai lantai ketiga ternyata kosong melompong bangunannya. Sempat berpikir ini apa udah tutup ya? Ternyata Saya salah memaksudkan lantai 3 disini. Untung jiwa penasaran ini memberanikan diri naik selantai lagi. Yah tepat di lantai ke empat (hitungan Saya).

Saya disambut kedai kopi dan jajaran kios buku. Suasana kedai kopi lumayan ramai, banyak juga yang sedang asik melihat-lihat buku. Seperti ada di dunia berbeda jika dibandingkan lantai-lantai sebelumnya. Benar-benar siapa yang mengira ada tempat begini di atas.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Kedai Kopi ini bernama The Bencoolen Coffee. Harga yang ditawarkan sangat bersahabat jika dibandingkan kopi-kopi kekinian di luaran sana. Saya mencoba Cappucino, dan rasanya enak sekali. Proses pembuatan kopinya kekinian. 

Meskipun harganya murah tapi bukan kopi-kopi kemasan loh ya. Berbagai jenis biji kopi maupun yang sudah diroasting tersimpan rapi pada pojok ruangan. Ini yang paling Saya senang dari kedai kopi. Harum sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun