Tanpa mengurangi rasa hormat dan bukan untuk maksud membuka luka semua pihak yang dirugikan secara langsung dalam peristiwa G30S; bahkan yang mungkin penghukuman dan rasa sakit itu masih dirasa hingga sekarang, saya sebagai orang awam yang kebetulan tumbuh besar di awal era reformasi; yang tidak sempat melihat langsung kondisi politik saat peristiwa G30S ingin kepingan-kepingan sejarah itu diberikan sebagai sebuah puzzle yang utuh tanpa cacat atau robekan disetiap ujungnya. Kami hanya ingin membawa puzzle yang utuh ini sebagai cinderamata bangsa dan anak cucu kita puluhan tahun nanti ketika mungkin bapak/ibu pelaku sejarah berharga ini sudah tiada. Ijinkan kami menerapkan prinsip “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai (dan belajar) dari sejarahnya. Diantara kita semua (seharusnya) tidak ada yang menginginkan peristiwa pembunuhan jenderal besar, pembunuhan masal rakyat sipil atau penghukuman orang tanpa ada proses hukum itu terjadi lagi di negara kita. Maka tolong, jangan hilangkan sejarah itu dari bangsa dan anak cucu kita atau kita akan menjadi seperti keledai, terjatuh dilubang yang sama.
 (Jogjakarta, 30 September 2015)