Mohon tunggu...
Yuris Hamdani
Yuris Hamdani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pembelajar Sepanjang Hayat | HSE worker | Safety Engineer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(T)iba di Jakarta

15 Oktober 2016   21:09 Diperbarui: 15 Oktober 2016   22:34 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Beberapa dari kami saling pandang. Lantas ada yang mencoba menawarkan solusi, ada pula yang bertanya untuk memperjelas cerita, atau hanya tetap saling pandang melempar rasa iba. 

 ***
 Pemuda itu mengaku hanya tinggal dengan mbah di kampungnya. sementara kedua orang tuanya telah lama tiada. 

 Jakarta masih terasa sumuk udaranya.

 Lelaki itu pelan-pelan hilang di keremangan malam ibukota. Salah seorang pekerja yang kami kenal mengantarnya ke terminal bus Tanjung Priok. Pucat hati kami masih menggelayutkan iba. Sebagian dari kami masih saling pandang penuh tanya. Jakarta adalah belantara luka, bagi pengelana yang tak waspada.  

 "ahh... lelaki itu bisa saja penipu, berpura-pura terkena blai memanfaatkan rasa iba orang lain agar mendapatkan uang."

 pikirku tiba-tiba.

 "tapi mungkin saja Khidir, atau jelmaan kekasihNya yang sengaja datang untuk menguji iman?"

 "gila! ngaca lah kau, seberapa mengerak busuk dosamu sampai-sampai kau mengira Dia mengutus kekasihNya langsung kepadamu?"

 ***
 Jakarta masih tersa sumuk udaranya. Sementara lelaki itu telah diantar agar kembali pulang ke kampung halamannya.

 <>

 **Semper Timur, Jakarta Utara.
 **29 September 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun