Beberapa dari kami saling pandang. Lantas ada yang mencoba menawarkan solusi, ada pula yang bertanya untuk memperjelas cerita, atau hanya tetap saling pandang melempar rasa iba.Â
 ***
 Pemuda itu mengaku hanya tinggal dengan mbah di kampungnya. sementara kedua orang tuanya telah lama tiada.Â
 Jakarta masih terasa sumuk udaranya.
 Lelaki itu pelan-pelan hilang di keremangan malam ibukota. Salah seorang pekerja yang kami kenal mengantarnya ke terminal bus Tanjung Priok. Pucat hati kami masih menggelayutkan iba. Sebagian dari kami masih saling pandang penuh tanya. Jakarta adalah belantara luka, bagi pengelana yang tak waspada. Â
 "ahh... lelaki itu bisa saja penipu, berpura-pura terkena blai memanfaatkan rasa iba orang lain agar mendapatkan uang."
 pikirku tiba-tiba.
 "tapi mungkin saja Khidir, atau jelmaan kekasihNya yang sengaja datang untuk menguji iman?"
 "gila! ngaca lah kau, seberapa mengerak busuk dosamu sampai-sampai kau mengira Dia mengutus kekasihNya langsung kepadamu?"
 ***
 Jakarta masih tersa sumuk udaranya. Sementara lelaki itu telah diantar agar kembali pulang ke kampung halamannya.
 <>
 **Semper Timur, Jakarta Utara.
 **29 September 2016