Menanam Cabai Rawit di Pekarangan Rumah Kp.Genteng RT01/RW02 Kelurahan Baros
Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Â memang sudah ada sejak lama. Kegiatannya berupa pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan rasa lebih peka , lebih peduli dan menghadirkan solusi dari masalah yang ada di masyarakat. KKN biasanya di lakukan berkelompok untuk mendatangi beberapa desa.Â
Namu saat ini berdasarkan edaran oleh Universitas Pendidikan Indonesia mengenai kebijakan pelaksanaan KKN masih dilaksanakan secara daring di laksanakan di daerah masing-masing walaupun pandemik sudah terbilang reda, namun masih dalam upaya pemulihan terkait pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Pada bulan juli 2022 cabai rawit menjadi topik hangat dikalangan ibu-ibu rumah tangga, karena diberitakan bahwa harga caba rawit naik begitu tinggi menjadi rata-rata Rp. 108,043 per kilogram (kg), bahkan di beberapa pasar hrga cabai rawit ini tembus sampai Rp.120 ribu per kilogram(kg). Padahal bisanya harga cabai rawit ini per kg hanya Rp.5000 sampai Rp.50.000 per kg, bahkan stok di kulkas itu selalu banyak bahkan bisa sampi mengering, namun sekarang cabai rawit seperti bahan langka.
Melihat isu permasalahan seperti ini menjadi hal menarik untuk melakukan hal sederhana yang memang belum banyak di sadari oleh masyarkat. Dari pada bingung memikirkan harga cabai mahal lalu kebutuhan untuk mengonsumsi jadi tidak terpenuhi, ternyata kita bisa mendapatkan cabai rawit secara gratis  tentunya dengan ini saya sendiri Yurisana Septeasa bersama kelompok kecil yang bernama Sadulur melakukan suatu program menanam cabai rawit dipekarangan rumah guna meringankan beban untuk membeli di harga yang melonjak tinggi dan masyarakat biasa mendapatkan cabai rawit secara gratis saat nanti panen.Â
Program ini di laksanakan di Kp. Genteng RT01/RW02 Kelurahan Baros. Program ini tentunya diajukan terlebih dahulu kepada beberapa prangkat daerah, mulai dari Lembaga KESBANGPOL, Â Kelurahan, Kecamatan, RT/RW setempat yang bertujuan untuk perizinan kegiatan.
Kami memilih Kp. Genteng untuk lokasi kegiatan KKN karena potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia memang sangat berpotensi hanya saja belum hadir program yang bisa berkembang di daerah tersebut, mulai dari SDM di daerah tersebut memiliki komunitas pemuda yang perlu di tampung aspirasi dan ide kreatifnya di bidang pengelolaan lahan pertanian. Lalu dari SDA nya masih ada lahan pekarangan rumah warga yang memang cocok untuk penanaman tanaman kebutuhan rumah tangga khususnya cabai rawit ini.
"Anak muda di daerah Kp. Genteng ini awalnya hanya kumpulan pemuda yang nongkrong di pos yang bersama-sama untuk memanfaatkan lahan untuk menanam sawi dan terkadang kerja bakti bersama namun bukan karang taruna jadi belum ada program yang sistematis" ujar Pak RT (17/7/2022)
Dalam kegitannya peratama melakukan sosialisasi terlebih dahulu mengenai teknik dan cara penanaman cabai rawit sampai pada pemeliharaan berkelanjutan. Setelah itu penyuluh pertanian membantu mencontohkan  di lahan sekaligus praktik langsung bersama pemuda dan di lanjut penanaman menggunakan polybag. Lalu polybag yang sudah di tanami bibit cabai rawit diperbolehkan untuk dibawa pulang kerumah masing-masing dan di simpan di pekarangan rumah untuk di rawat dan dipelihara dengan baik, begitupun sisa bibit yang tanpa polybag di bagikan kepada warga untuk di tanam di tanah pekarangan rumah masing-masing.Menanam Cabai Rawit di Pekarangan Rumah Kp.Genteng RT01/RW02 Kelurahan Baros
Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) memang sudah ada sejak lama. Kegiatannya berupa pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan rasa lebih peka , lebih peduli dan menghadirkan solusi dari masalah yang ada di masyarakat. KKN biasanya di lakukan berkelompok untuk mendatangi beberapa desa. Namu saat ini berdasarkan edaran oleh Universitas Pendidikan Indonesia mengenai kebijakan pelaksanaan KKN masih dilaksanakan secara daring di laksanakan di daerah masing-masing walaupun pandemik sudah terbilang reda, namun masih dalam upaya pemulihan terkait pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Pada bulan juli 2022 cabai rawit menjadi topik hangat dikalangan ibu-ibu rumah tangga, karena diberitakan bahwa harga caba rawit naik begitu tinggi menjadi rata-rata Rp. 108,043 per kilogram (kg), bahkan di beberapa pasar hrga cabai rawit ini tembus sampai Rp.120 ribu per kilogram(kg). Padahal bisanya harga cabai rawit ini per kg hanya Rp.5000 sampai Rp.50.000 per kg, bahkan stok di kulkas itu selalu banyak bahkan bisa sampi mengering, namun sekarang cabai rawit seperti bahan langka.Â
Melihat isu permasalahan seperti ini menjadi hal menarik untuk melakukan hal sederhana yang memang belum banyak di sadari oleh masyarkat. Dari pada bingung memikirkan harga cabai mahal lalu kebutuhan untuk mengonsumsi jadi tidak terpenuhi, ternyata kita bisa mendapatkan cabai rawit secara gratis tentunya dengan ini saya sendiri Yurisana Septeasa bersama kelompok kecil yang bernama Sadulur melakukan suatu program menanam cabai rawit dipekarangan rumah guna meringankan beban untuk membeli di harga yang melonjak tinggi dan masyarakat biasa mendapatkan cabai rawit secara gratis saat nanti panen.Â
Program ini di laksanakan di Kp. Genteng RT01/RW02 Kelurahan Baros. Program ini tentunya diajukan terlebih dahulu kepada beberapa prangkat daerah, mulai dari Lembaga KESBANGPOL, Kelurahan, Kecamatan, RT/RW setempat yang bertujuan untuk perizinan kegiatan.Â
Kami memilih Kp. Genteng untuk lokasi kegiatan KKN karena potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia memang sangat berpotensi hanya saja belum hadir program yang bisa berkembang di daerah tersebut, mulai dari SDM di daerah tersebut memiliki komunitas pemuda yang perlu di tampung aspirasi dan ide kreatifnya di bidang pengelolaan lahan pertanian. Lalu dari SDA nya masih ada lahan pekarangan rumah warga yang memang cocok untuk penanaman tanaman kebutuhan rumah tangga khususnya cabai rawit ini.Â
"Anak muda di daerah Kp. Genteng ini awalnya hanya kumpulan pemuda yang nongkrong di pos yang bersama-sama untuk memanfaatkan lahan untuk menanam sawi dan terkadang kerja bakti bersama namun bukan karang taruna jadi belum ada program yang sistematis" ujar Pak RT (17/7/2022)
Dalam kegitannya peratama melakukan sosialisasi terlebih dahulu mengenai teknik dan cara penanaman cabai rawit sampai pada pemeliharaan berkelanjutan. Setelah itu penyuluh pertanian membantu mencontohkan di lahan sekaligus praktik langsung bersama pemuda dan di lanjut penanaman menggunakan polybag. Lalu polybag yang sudah di tanami bibit cabai rawit diperbolehkan untuk dibawa pulang kerumah masing-masing dan di simpan di pekarangan rumah untuk di rawat dan dipelihara dengan baik, begitupun sisa bibit yang tanpa polybag di bagikan kepada warga untuk di tanam di tanah pekarangan rumah masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H