Lalu melakukan filming dengan memperhatikan cahaya, suara, tata kamera agar menghasilkan video yang bagus. Lanjut melakukan rekaman untuk mengisi voice over agar kesan dalam video tersebut tidak monoton. Tahap finishing dari proses pembuatan kontennya yaitu tahap editing. Setelah semua selesai baru konten tersebut bisa di upload di Youtube.
Sebuah tontonan yang dishare di Youtube tentu harus dapat dilihat khalayak, bagaimana caranya? Nah caranya tentu kita harus membuat judul semenarik mungkin agar penonton tertarik untuk menontonnya. Sehingga nanti apabila banyak viewers nya, peluang untuk mendapatkan subscribe lebih mudah dan banyak. Selain itu, harus memikirkan cara mempertahankan subscribe yaitu dengan cara konsisten dalam mengupload konten di Youtube. Hanya saja pada saat itu saya hanya membuat dua konten sebagai syarat dalam menempuh suatu mata kuliah saja.
Konten kedua yang saya buat yaitu berupa podcast. Podcast yang dibuat berisi tentang pengetahuan teori komunikasi. Dalam membuat podcast pun tentu harus memikirkan konsep untuk mengemasnya agar tertarik untuk didengar.Â
Saat itu, saya mengemas podcast tersebut dengan merekam terlebih dahulu suara saya dan menyelipkan informasi-informasi penting didalamnya berdasarkan teori dan sumber yang ada. Hal ini bertujuan agar argument yang dikemukakan dalam podcast tersebut tidak sembarangan memberi informasi.Â
Podcast tersebut diupload di Anchor. Anchor merupakan suatu aplikasi untuk merekam, menambahkan sound, dan mengupload podcast secara mudah. Banyak orang yang belum mengatahui aplikasi ini, apalagi orang yang jarang dan bahkan tidak suka mendengarkan podcast. Untuk itu, agar podcast saya banyak yang mengetahui dan mendengarkan maka saat itu link tersebut dishare melalui Twiter.Â
Alasan memilih sosial media Twiter karena pada saat itu, membuat podcast merupakan sebuah tugas untuk memenuhi penilaian salah satu mata kuliah. Link yang akan di share di Twiter tentu harus banyak mendapatkan like dan retweet agar lebih banyak orang yang ingin mendengarkan podcast yang sudah di buat.
Proses pembuatan kedua konten tersebut tentu tidak mudah dan banyak melalui berbagai perbaikan. Sehingga apabila suatu konten tersebut kurang diminati khalayak maka sebagai content creator harus benar-benar memperhatikan segala sesuatunya dengan detail. Sebagai content creator pun harus konsisten membuat konten- konten yang akan diupload.
Pada saat ini yang sedang trend dan menjadi peluang baru untuk seorang content creator yang sudah pro maupun pemula yaitu Tiktok. Salah satu konten yang saya buat di tiktok yaitu seperti daily activity dengan konsep estetik. Konsep tersebut banyak diminati khalayak yang membuka dan menonton tontonan di Tiktok. Selain itu, pemilihan sound pun sangat berpengaruh terhadap viewers dan  like yang akan didapat. Apabila sound tersebut sedang diminati masyarakat maka kemungkinan tontonan kita pun akan dilihat dan di tonton khalayak.
Konten yang berkualitas bukan hanya memikirkan tentang tingkat keoriginalan, panjangnya kata dan tata bahasa. Melainkan bobotnya yang lebih detail ketimbang yang lain serta dapat dinilai dengan memberikan informasi serta panduan yang bisa menyelesaikan permasalahan. Lalu bagaimana cara menyajikan konten agar tidak membosankan? Dalam membuat konten tentu menggunakan suatu metode. Metode yang digunakan dalam konten saya yaitu dengan cara strategi target marketing.Â
Promosi merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Nah, untuk mempromosikan konten, jangan sampai salah sasaran. Dalam artian, jangan mempromosikan konten yang tidak sesuai dengan tempatnya melainkan yang relevan dengan topik yang kalian buat. Membuat konten yang berkualitas memang memakan waktu lebih lama dari konten biasa. Bahkan jeda waktu nya bisa berlipat-lipat karena ada proses riset terlebih dahulu karena google akan selalu mengutamakan konten berkualitas di atas konten lain.Â
Dalam menjalankan strategi content marketing, kita membutuhkan konten yang menarik dan berkualitas. Konten juga perlu memenuhi beberapa aspek, seperti SEO, target audiens, dan lainnya.Â