Mohon tunggu...
Dea Yurida
Dea Yurida Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat hidup

Kulineran, vacation, jalan2, seni, puisi, nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terpuruk

23 Juli 2024   07:29 Diperbarui: 23 Juli 2024   07:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpuruk ke dalam kesedihan
Meringkuk di ujung pembaringan
Menggenggam pena biru di tangan
Mengumpul cerita dalam angan

Berkali lewat kenangan itu
Masa berkabung di saat lalu
Terkuras habis air mata ku
Berlinang hingga hari seribu

Terhuyung jatuh coba berdiri
Mengelak pedih yang tak terperi
Memeluk luka tak mau pergi
Menyerap putih hitam berganti

Menabur bunga atas pusara
Jari gemetar menyimpan duka
Waktu tak mampu sembuhkan luka
Hentikan isak pun tak kuasa

Dia yang telah lama pergi
Masih saja terasa menemani
Hanya doa mampu di beri
Di surga kelak berjumpa lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun