Mohon tunggu...
Dea Yurida
Dea Yurida Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat hidup

Kulineran, vacation, jalan2, seni, puisi, nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka

10 Juli 2024   20:32 Diperbarui: 10 Juli 2024   20:47 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sederet kata penuh makna
Terbentang jelas di depan mata
Tanpa henti terus terbaca
Hingga akhir sebuah cerita

Terselubung rindu
Coba sembunyikan rasa itu
Cinta yang di halau
Memetakan pipi merah jambu

Selaksa angkara membara
Terbujuk cemburu membiru
Menepis bukti nyata
Percaya muslihat tipu

Tersandung
Terjatuh
Terinjak
Teriaakkkk

Lelah dengan tipu-tipu
Marah dengan janji palsu
Dendam dengan selingkuhanmu
Benci dengan kebodohanku

Ku maki
Ku cabik
Ku tendang
Ku teriaakkk

Pergiiiii......
Jangan kembali
Jangan ingatkan lagi
Jangan pernah kembali ingatkan lagi

Ku tutup buku lama
Sederet kata masih ada
Namun kini tiada bermakna
Tinggal hanyalah satu kata : "luka"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun