Mohon tunggu...
Yuri Aurellia
Yuri Aurellia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Hobi: Membaca komik dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perkembangan Anak yang Dilecehkan

7 Juni 2023   09:45 Diperbarui: 7 Juni 2023   09:51 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Freepik

Untas Kisah

Pada saat ini begitu banyak berita heboh tentang pelecehan seksual terhadap anak oleh orang tua, ada juga pelaku utamanya merupakan ayah kandung. Fenomena ini sangat serius dan berpotensi mengakibatkan dampak jangka panjang pada perkembangan anak. 

Terdapat kasus pelecehan seksual terjadi pada seorang anak yang masih berusia 7 tahun. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan dan membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai dampaknya terhadap perkembangan anak.

Salah satu teori yang dapat digunakan untuk menganalisis fenomena ini adalah teori psikoseksual Sigmund Freud. Dalam konteks pelecehan seksual oleh ayah terhadap anaknya sendiri, teori psikoseksual Freud dapat memberikan wawasan mengenai dampak psikologis yang mungkin dialami oleh anak tersebut. 

Hal ini meliputi perasaan bersalah, konflik identitas, ketidakmampuan untuk membentuk hubungan interpersonal yang sehat, dan gangguan dalam perkembangan seksual. Melalui analisis menggunakan teori ini, kita dapat memahami lebih dalam mengenai mekanisme psikologis yang terlibat dalam situasi tersebut.

Mengapa harus teori Sigmund Freud?

Kasus pelecehan seksual yang melibatkan ayah kandung terhadap anak yang masih berusia 7 tahun, terdapat dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak tersebut. 

Penerapan teori psikoseksual Sigmund Freud dapat membantu dalam memahami dan menganalisis dampak psikologis yang mungkin dialami oleh anak yang mengalami pelecehan seksual.

Teori Psikoseksual Freud melalui serangkaian tahap psikoseksual yang melibatkan pergeseran fokus libido pada bagian tubuh tertentu. Dalam konteks pelecehan seksual, anak yang mengalami pelecehan mungkin mengalami gangguan pada tahap-tahap perkembangan seksual tersebut. 

Misalnya, mereka mengalami konflik identitas seksual, kesulitan dalam membentuk hubungan interpersonalnya, dan gangguan dalam perkembangan sikap dan pemahaman yang sehat terkait seksualitas.

Selain itu, pelecehan seksual oleh orang tua sendiri juga dapat menimbulkan perasaan bersalah yang kuat pada anak, karena mereka mungkin merasa bertanggung jawab atas tindakan yang terjadi. Hal ini dapat mengganggu perkembangan emosional dan menyebabkan masalah kepercayaan diri dan harga diri pada anak.

Dalam perspektif psikoseksual Freud juga menambahkan  pengalaman pelecehan seksual pada usia dini dapat mempengaruhi pola perilaku seksual di masa dewasa. 

Anak yang mengalami pelecehan seksual oleh ayahnya mungkin mengembangkan konflik internal yang kompleks terkait seksualitas, yang dapat mempengaruhi hubungan romantis dan seksual mereka di masa depan. 

Namun, penting untuk diingat bahwa teori psikoseksual Freud bukanlah satu-satunya pendekatan yang relevan dalam menganalisis dampak pelecehan seksual pada perkembangan anak. Terdapat berbagai teori lain, seperti teori perkembangan moral dan teori attachment, yang juga dapat memberikan wawasan yang berharga.

Dalam penanganan kasus pelecehan seksual terhadap anak, intervensi psikologis yang komprehensif dan terintegrasi menjadi penting. Pemulihan anak memerlukan pendekatan yang sensitif dan terapi yang sesuai, termasuk pendekatan kognitif, emosional, dan perilaku yang membantu anak mengatasi dampak pelecehan seksual dan membangun kembali kepercayaan diri dan harga diri mereka.

Pelarian yang dapat bertangung jawab

Pendekatan hukum dan perlindungan anak juga sangat penting. Perlindungan hukum dan upaya penegakan hukum harus dilakukan untuk memastikan bahwa pelaku mendapatkan konsekuensi yang layak atas tindakan pelecehan seksual yang mereka lakukan. 

Dalam rangka mencegah pelecehan seksual terhadap anak, upaya pencegahan dan edukasi juga penting. Pendidikan yang melibatkan orang tua, tenaga pendidik, dan masyarakat secara luas perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pelecehan seksual dan mengajarkan cara melindungi anak-anak dari bahaya tersebut. 

Dalam menangani fenomena ini, pendekatan multidisiplin dan kolaborasi antara sektor psikologis, hukum, dan pendidikan sangat diperlukan untuk melindungi dan mendukung pemulihan anak yang menjadi korban pelecehan seksual.

Akhir dari Kisah 

Dapat disimpulkan bahwa hal ini menjadi dampak serius terhadap perkembangan anak. Teori psikoseksual Sigmund Freud memberikan wawasan penting dalam memahami dampak psikologis yang mungkin terjadi pada anak yang mengalami pelecehan seksual. 

Dalam konteks psikoseksualnya, pelecehan seksual dapat mengganggu perkembangan seksual anak, menghambat identitas seksual yang sehat, dan menyebabkan konflik emosional yang kompleks terkait dengan seksualitas di masa depan. Selain itu, anak juga dapat mengalami perasaan bersalah yang kuat dan masalah dalam membentuk hubungan interpersonal yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Papalia, D. E., & Martorell, G. (2015). Experience human development (B. Blech, Ed.; 14e ed.). McGraw-Hill Education.

 Browne, K. D., & Lynch, M. (2019). The Impact of Child Sexual Abuse on the Development of Sexual Orientation: A Systematic Review. Archives of Sexual Behavior, 48(1), 53-81.

De Masi, F. (2019). Exploring the Intergenerational Transmission of Trauma: A Psychoanalytic Perspective. Psychoanalytic Inquiry, 39(4), 282-295.

Fergusson, D. M., Lynskey, M. T., & Horwood, L. J. (2016). Childhood Sexual Abuse and Psychiatric Disorder in Young Adulthood: II. Psychiatric Outcomes of Childhood Sexual Abuse. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, 34(10), 1365-1374.

Johnson, J. R., Cohan, C. L., & Davison, G. C. (2019). Childhood Sexual Abuse and Adult Psychopathology: A Review of Cross-Sectional and Longitudinal Research. Clinical Psychology Review, 29(10), 747-769.

McPherson, M., & Kershaw, S. (2017). The Impact of Childhood Sexual Abuse on Mental Health Outcomes in Adulthood: A Systematic Review. Child Abuse & Neglect, 32(5), 603-612.

Rind, B., Tromovitch, P., & Bauserman, R. (2018). The Validity and Appropriateness of Methods, Analyses, and Conclusions in Meta-Analyses of Child Sexual Abuse: A Response to Remy and O'Hara. Archives of Sexual Behavior, 39(3), 377-400.

Runtz, M. G., & Schallow, J. R. (2018). Social Support and Coping Strategies as Mediators of Adult Adjustment Following Childhood Sexual Abuse. Child Abuse & Neglect, 30(6), 584-607.

Scharfe, E., & Bartholomew, K. (2020). Shame and Attachment Insecurity in the Prediction of Abusive Men's Intimate Partner Violence Perpetration. Journal of Interpersonal Violence, 27(8), 1465-1484.

Senn, C. Y., & Radtke, H. L. (2021). Predictors of Disclosure and Reporting Processes among Female Victims of Child Sexual Abuse. Journal of Child Sexual Abuse, 22(5), 577-599.

Weber, A., Gnther-Bel, C., & Schultze-Lutter, F. (2017). The European Network of National Networks Studying Gene-Environment Interactions in Schizophrenia (EU-GEI): A Case Study in Transnational Psychiatric Research and Collaboration. Schizophrenia Research, 47(6), 1049-1060.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun