Hasil  survei kecil-kecilan yang saya lakukan terhadap 40 mahasiswa tersebut  menunjukkan terdapat empat kesalahan tertinggi yakni :1.Kalimat yang menggunakan bahasa/kata tutur (15%), 2.Penggunaan kata/istilah asing (10%), 3.Kesalahan gramatikal (10%), 4.Tidak menguatamakan kalimat aktif (10%).
Contoh kesalahan menggunakan bahasa tutur : "Dia nggak tahu kalau dia bakalan jadi seorang pegiat di masa depan." Kata "nggak" dan "bakalan": adalah gaya bahasa tutur, bukan gaya bahasa tertulis.
Contoh kesalahan  penggunaan istilah asing : "Dia adalah seorang 'survivor' kekerasan seksual. Kata 'survivor' sudah ada serapannya dalam bahasa Indonesia , yakni penyintas.
Contoh kesalahan gramatikal yang ditemui, seperti kalimat : "Dengan piawai dan berwibawa  ketika dia berbicara dan memberikan penjelasan tentang isu itu". Kalimat tersebut menggantung.
Contoh kesalahan tiudak menggunakan kalimat aktif : "...Para korban KDRT banyak dibantu oleh para penyintas". Kalimat tersebut merupakan kalimat pasif.
Ada beberapa saran untuk memperbaiki kemampuan mahasiswa dalam berbahasa jurnalistik, yakni pada bidang penjurusan ilmu komunikasi sebaiknya memiliki mata kuliah khusus, yakni mata kuliah bahasa jurnalistik, karena tidak semua jurusan ilmu komunikasi di perguruan tinggi memiliki mata kuliah ini.
Selain itu, sebaiknya pada mata kuliah bahasa jurnalistik ini lebih ditekankan pada empat elemen penting yang kurang  dikuasai mahasiswa yakni 1.Kalimat yang menggunakan bahasa/kata tutur, 2.Penggunaan kata/istilah asing, 3.Kesalahan gramatikal, 4.Tidak mengutamakan kalimat aktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H